Dosen Elektro Undip Berubah Haluan, Memulai Usaha UMKM di Usia 69 Tahun

SEMARANG, iNewsJoglosemar.id - Iman Setiono, seorang dosen elektro berusia 69 tahun dari Universitas Diponegoro (Undip), menunjukkan semangat baru dalam dunia bisnis dengan memulai usaha UMKM. Dia aktif mengikuti berbagai pelatihan untuk mengembangkan keterampilan bisnisnya.
Iman yang tinggal di Tlogosari Kota Semarang memasuki usia pensiun pada 2019. Tak ingin hanya berpangku tangan di masa tua, dia aktif mengikuti berbagai pelatihan. Hingga, Iman mantap memulai langkahnya dalam dunia bisnis UMKM pada 2022.
Keputusannya untuk terjun ke dunia bisnis ini dipicu oleh rasa ingin terus belajar dan mengembangkan diri. Meskipun pada awal latar belakang pendidikannya adalah teknik elektro yang berkutat pada keilmuan listrik tegangan tinggi.
Iman mengikuti berbagai pelatihan dari Balai Latihan Kerja (BLK) Semarang, dengan materi food and beverage serta roti dan kue. Meskipun menghadapi tantangan dalam menjaga kualitas produknya, terutama produk roti yang cepat kedaluwarsa, Iman tetap semangat dan berusaha untuk terus belajar.
“Setelah pelatihan itu, ilmu tersebut saya gunakan, saya aplikasikan. Sebab, kalau cuma ikut program pelatihan kan percuma. Saya terus belajar membuat produk-produk,” kata Iman di Rumah BUMN Semarang milik Bank Rakyat Indonesia (BRI), Jalan Sultan Agung Kota Semarang, Senin (29/4/2024).
“Seperti roti-roti itu cepat expired, paling hanya bertahan 2-3 hari. Ini menjadi masalah, dan berisiko kalau enggak terjual, karena enggak bisa didaur ulang,” imbuhnya.
Bapak dua anak sekaligus kakek satu cucu ini lantas melakukan inovasi. Dibantu istri dan anak-anaknya, dia membuat makanan yang memiliki masa simpan lama, namun tetap enak dinikmati semua kalangan.
“Akhirnya berpikir bagaimana membuat makanan yang tahan lama, yaitu model keripik-keripik atau makanan kering. Maka muncul keripik tempe dan kentang. Cuma kendalanya, dua makanan itu kompetitornya sangat banyak,” ungkapnya.
“Terus saya membuat kacang disko. Yaitu kacang tanah dikasih tepung, lalu diberi bumbu-bumbu, dan digoreng. Nah makanan ini bisa tahan 3-4 bulan. Jadi relatif aman, sampai lama,” lanjut dia.
Tak hanya itu, Iman juga membuat beragam produk makanan lainnya seperti aneka kue kering dan keripik ikan. Bahkan, dia juga mencoba peruntungan pasar dengan menjajakan produk sambal terasi yang diracik bersama istrinya.
Meski telah memiliki produk-produk makanan, Iman masih merasa tidak pernah berhenti untuk terus belajar dan berkembang. Dia kerap mengikuti berbagai pelatihan keterampilan yang digelar di Rumah BUMN Semarang milik Bank Rakyat Indonesia (BRI).
“Di elektro itu sebagai keahlian saya, tapi bidang ilmu lain saya enggak punya keahlian. Saya senang dengan orang lain yang expert di bidang keilmuan lain. Makanya ketika saya ikut berbagai pelatihan, saya itu tidak memandang bahwa saya lebih pintar dari mentornya, karena dia lebih menguasai bidang tersebut,” ujar pria bergelar doktor tersebut.
“Seperti saat ini ada mentor yang expert di bidang pembuatan bunga dari sedotan, walaupun sepele tapi kan perlu belajar. Kalau saya enggak pernah ikut belajar, maka nol juga saya di bidang (kerajinan tangan),” terangnya lagi.
Dia menambahkan, meskipun sudah pensiun sejak 2019, namun Iman masih mendapat kesempatan untuk mengajar di Undip. Dengan gelar doktor, dia bisa mengikuti tes untuk menjadi dosen setelah mengantongi Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK) yang diterbitkan oleh Kementerian.
“Karena saya punya S3 bisa alih status. Status saya sekarang NIDK, kalau dulu NIDN (Nomor Induk Dosen Nasional). Sekarang masih ngajar di Undip sampai usia 70 tahun, tapi nati bisa diperpanjang lagi sampai 75 tahun,” tandasnya.
Koordinator Rumah BUMN Semarang, Endang Sulistiawati, mengungkapkan bahwa lebih dari 7.000 UMKM telah bergabung di Rumah BUMN Semarang. Mereka telah mendapatkan manfaat yang signifikan, terutama melalui pelatihan mengenai packaging hingga pemasaran produk.
"Rumah BUMN juga memberikan informasi tentang produk-produk BRI, termasuk akses permodalan yang dapat membantu pengembangan usaha UMKM," jelas Tia.
Beberapa produk UMKM juga dipamerkan di showcase Rumah BUMN Semarang, memberikan eksposur yang lebih luas bagi para pelaku UMKM. Dengan adanya showcase dan platform promosi yang disediakan, UMKM binaan Rumah BUMN Semarang dapat lebih mudah memasarkan produk-produk unggulannya.
"Kami berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan UMKM di Semarang melalui berbagai program dan inisiatif yang kami adakan. Semoga dengan dukungan ini, UMKM semakin berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian lokal," tutupnya.
Editor : Enih Nurhaeni