get app
inews
Aa Text
Read Next : Pertamina Patra Niaga Tegas Berantas SPBU Curang di Yogyakarta

Serasa Albert Einstein! Menentukan Jarak Aman Berkendara Pakai Rumus s = v x t

Kamis, 25 Juli 2024 | 21:12 WIB
header img
Serasa Albert Einstein! Menentukan Jarak Aman Berkendara Pakai Rumus s = v x t (Ist)

SEMARANG, iNewsJoglosemar.id – Wisanggeni, seorang pengendara Vario 125, tergelitik setelah membaca artikel tentang keselamatan berkendara Penerapan Rumus 3-4 Detik dalam Menentukan Jarak Aman Berkendara: Panduan Lengkap! (inews.id). Artikel itu menyebut rumus s = v x t dalam berkendara.

Mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Kota Semarang ini mencoba menerapkan rumus tersebut ketika berkendara di jalan raya, dan pengalamannya pun menarik perhatian. Sebab, berkendara bukan sebatas tancap gas tetapi juga mesti cerdas.

Rumus ini bisa diaplikasikan dengan mudah. Jika (t) adalah waktu, (s) adalah jarak, dan (v) adalah kecepatan, maka jarak dapat ditemukan dengan rumus s = v x t.

"Saya pertama kali membaca artikel itu di sebuah portal berita. Saya tertarik karena sebagai mahasiswa, saya selalu ingin mencoba hal-hal baru yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari," ujar Wisanggeni.

"Awalnya memang sulit, karena harus berkonsentrasi dalam berkendara sembari memperkirakan dan menghitung jarak, waktu, serta kecepatan yang terlihat di speedometer," lanjutnya.

Ia melanjutkan bahwa tantangan terbesarnya adalah menjaga fokus antara memperhatikan jalan dan melakukan perhitungan matematis. "Seru juga berkendara tapi sambil menghitung banyak variabel di jalan. Serasa Albert Einstein!" katanya tergelak.

"Rumus ini membantu saya lebih memahami betapa pentingnya jarak aman saat berkendara, terutama di jalan raya yang ramai," imbuhnya lagi.

Wisanggeni menjelaskan ketika ia menerapkan rumus s = v x t.

"Saya mulai dengan kecepatan 30 km/jam, lalu menghitung jarak aman dengan waktu reaksi 3 detik. Menurut rumus, jarak aman yang harus saya pertahankan adalah sekitar 25 meter. Saat saya mencoba memperpanjang waktu reaksi menjadi 4 detik, jaraknya menjadi sekitar 33,33 meter. Begitu juga saat saya menaikkan kecepatan menjadi 40 km/jam, saya menghitung jarak aman 3 detik menjadi 33,33 meter dan 4 detik menjadi 44,44 meter," jelasnya.

Pengalaman ini, menurut Wisanggeni, bukan hanya menambah wawasan tetapi juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan berkendara. "Saya jadi lebih hati-hati dan lebih peduli dengan jarak antarkendaraan. Ini penting untuk menghindari kecelakaan," tambahnya.

Wisanggeni menambahkan bahwa pengalaman ini juga mengajarkannya tentang pentingnya kondisi jalan dan faktor-faktor tersebut memengaruhi waktu manuver.

"Setiap kali berkendara, saya selalu memperhatikan kondisi jalan dan kendaraan di sekitar. Jalan yang berbeda mempengaruhi waktu manuver, sehingga saya harus lebih waspada," katanya.

Dengan penerapan rumus ini, Wisanggeni berharap bisa menginspirasi pengendara lain untuk lebih peduli terhadap keselamatan berkendara. Menurutnya, dengan sedikit usaha dan pemahaman tentang rumus fisika sederhana, bisa meningkatkan keselamatan berkendara dan mencegah kecelakaan di jalan.

"Saya berharap semakin banyak orang yang menerapkan rumus ini, sehingga keselamatan di jalan raya bisa lebih terjaga," ujarnya.

Senior Instruktur Safety Riding Astra Motor Jawa Tengah, Oke Desiyanto, menyebut penerapan rumus ini sangat bermanfaat dalam mengukur jarak aman antar kendaraan.

"Waktu reaksi dan waktu manuver memang sangat penting dalam berkendara. Penggunaan rumus s = v x t membantu pengendara untuk tetap aman di jalan," bebernya.

Oke juga menekankan bahwa waktu reaksi dapat bervariasi tergantung pada kompleksitas kejadian, tingkat kesigapan, serta kondisi mental dan fisik pengendara.

"Durasi waktu reaksi untuk usia dewasa biasanya sekitar 1 detik. Jika dimasukkan ke dalam formula dengan kecepatan 40 km/jam, maka dalam 1 detik kendaraan akan berjalan sejauh 11,11 meter. Jika menggunakan rumus 3 detik, sisa jarak untuk mengerem sampai berhenti sempurna adalah 22,22 meter. Jarak pengereman yang tercatat dengan kondisi tidak siap untuk manuver mengerem terpendek adalah 10,1 meter," paparnya.

 

 

Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut