Rumahnya Dikepung, Pecatan TNI Tembak Prajurit Aktif lalu Kabur Lewat Gorong-Gorong

BELITUNG, iNEWSJOGLOSEMAR.ID – Hendri, desertir (pecatan) TNI berpangkat Sertu yang menjadi pelaku penembakan terhadap anggota Subdenpom Persiapan Belitung, Serma Randy, berhasil melarikan diri dari tempat persembunyiannya di Kelurahan Parit, Tanjungpandan, Kabupaten Belitung. Diduga kuat, pelaku kabur melalui gorong-gorong di sekitar lokasi persembunyian. 

Upaya pencarian terhadap Hendri masih terus dilakukan oleh tim gabungan TNI-Polri. Keberadaan Hendri sebelumnya terdeteksi di sebuah rumah di kawasan Kelurahan Parit. Sebelum penyergapan dilakukan, Dandim 0414 Belitung sempat mencoba melakukan mediasi agar pelaku menyerahkan diri. 

Baca Juga

Sejarah Hari Juang TNI AD, Detik-Detik Heroisme Palagan Ambarawa

“Namun, pelaku tidak keluar. Tim akhirnya melakukan beberapa kali tembakan peringatan, tetapi sayangnya pelaku berhasil kabur melalui gorong-gorong di dekat rumah itu,” ungkap Kapolda Bangka Belitung, Irjen Hendro Pandowo, Kamis (16/1/2025). 

Kronologi Insiden Penembakan 

Insiden penembakan terjadi pada Minggu, 12 Januari 2025, yang menghebohkan masyarakat Belitung. Hendri, yang diketahui adalah mantan anggota TNI berpangkat Sertu, menembak Serma Randy menggunakan senjata api. 

Baca Juga

FOTO: Hari Juang TNI AD ke-79, Kolaborasi Sejarah dan Kepedulian Sosial

Setelah aksinya, Hendri kabur menggunakan mobil Toyota Fortuner. Serma Randy, korban penembakan, mengalami luka tembak di bagian perut dan hingga kini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit. 

Pencarian Intensif 

Pihak berwenang telah mengerahkan personel gabungan untuk melacak jejak Hendri. Lokasi persembunyian awalnya telah dikepung, namun upaya pelarian melalui gorong-gorong menjadi tantangan baru bagi tim pencari. 

Baca Juga

Senangnya Wahyu Ikut Khitan Gratis di Hari Juang TNI AD: Besok Ingin Jadi Tentara! 

Masyarakat diminta tetap waspada dan melaporkan jika melihat keberadaan pelaku atau hal-hal mencurigakan yang dapat membantu proses penangkapan. 

Editor : Enih Nurhaeni