Aurelya, Gadis 14 Tahun Ditemukan Meninggal di Longsor Petungkriyono

PEKALONGAN, iNEWSJOGLOSEMAR.ID - Tragedi longsor di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, kembali membawa duka mendalam. Pada hari keempat pencarian, Jumat, 24 Januari 2025, tim SAR gabungan menemukan seorang gadis berusia 14 tahun bernama Aurelya dalam kondisi meninggal dunia. 

Korban ditemukan pada pukul 08.00 WIB di sektor satu, tepatnya di sekitar rumah Sekretaris Desa (Sekdes). Kepala Kantor Basarnas Semarang, Budiono, mengonfirmasi penemuan tersebut.

Baca Juga

Hari Keempat Pencarian Longsor Petungkriyono, 3 Korban Meninggal Ditemukan

“Korban pertama kami temukan pukul delapan pagi bernama Aurelya, umur 14 tahun, di sektor satu sekitar rumah Sekdes,” ungkapnya. 

Proses pencarian dilakukan dengan penuh kehati-hatian, mengingat kondisi tanah di lokasi longsor masih labil. Penemuan ini menambah daftar korban meninggal akibat bencana longsor di wilayah tersebut. Hingga kini, total korban yang ditemukan mencapai 25 orang, dengan satu orang lainnya masih dalam pencarian. 

Budiono juga menyampaikan bahwa tim SAR gabungan terus bekerja keras untuk mencari korban lainnya. Selain Aurelya, dua korban lain ditemukan di sektor tiga, namun masih belum dapat dievakuasi karena terhimpit batu besar. 

Baca Juga

Longsor Petungkriyono: Total Korban Tewas Capai 23 Orang di Hari Keempat

“Kami berharap korban yang kami temukan hari ini termasuk dalam daftar orang yang kami cari. Namun, kami masih menunggu proses identifikasi lebih lanjut,” jelas Budiono. 

Selain itu, cuaca buruk menjadi tantangan tersendiri dalam proses pencarian. Operasi SAR terpaksa dihentikan lebih awal pada pukul 15.30 WIB karena hujan deras mengguyur lokasi, sehingga membahayakan keselamatan tim di lapangan. 

“Keselamatan personel SAR adalah prioritas kami. Operasi akan dilanjutkan besok dengan fokus pada evakuasi korban yang belum berhasil diangkat,” pungkas Budiono. 

Baca Juga

Mendung Tebal Hentikan Pencarian Korban Longsor di Pekalongan, 4 Korban Masih Hilang

Editor : Enih Nurhaeni