Dokter PPDS Perkosa Anak Pasien Diduga Alami Kelainan Seksual, Ini Temuan Polisi

JAKARTA, iNEWSJOGLOSEMAR.ID – Priguna Anugerah, dokter peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad), diduga mengalami kelainan seksual. Hal ini terungkap usai dirinya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pemerkosaan terhadap anak pasien di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung, Jawa Barat.
"Dari pemeriksaan beberapa hari ini, memang ada kecenderungan pelaku mengalami kelainan seksual," ungkap Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Jawa Barat Kombes Pol Surawan, Rabu (9/4/2025).
Untuk membuktikan indikasi tersebut, pihak berwajib berencana melakukan pemeriksaan lanjutan dengan bantuan tenaga ahli forensik kejiwaan, baik secara psikologis maupun psikiatris.
Priguna diketahui telah ditahan sejak 23 Maret 2025. Selama masa penahanan, sejumlah pemeriksaan dilakukan terhadap dirinya. Dari sana muncul dugaan bahwa pelaku memiliki gangguan seksual, lantaran aksi bejatnya dilakukan saat korban berada dalam kondisi tidak sadar akibat pengaruh obat bius yang ia suntikkan.
Pelaku diduga menggunakan midazolam, sejenis obat penenang, untuk membuat korban tak sadarkan diri. Pemerkosaan itu terjadi di lantai tujuh Gedung MCHC, RSHS Bandung. Dari lokasi kejadian, polisi menyita sejumlah barang bukti seperti alat suntik, infus, sarung tangan, obat-obatan, hingga alat kontrasepsi.
Modus yang digunakan pelaku adalah berpura-pura menawarkan bantuan donor darah demi menyelamatkan ayah korban yang sedang kritis. Sebagai bagian dari tipuan medis, Priguna kemudian meminta korban melakukan pemeriksaan alergi obat sebelum akhirnya menyuntikkan obat bius.
Dalam kondisi tak berdaya, korban diperkosa. Bukti dari hasil visum menunjukkan adanya sperma di alat kelamin korban, yang menguatkan dugaan pemerkosaan.
Di sisi lain, dugaan bahwa pelaku mengalami gangguan seksual kian menguat setelah muncul informasi bahwa dirinya memiliki kecenderungan fantasi seksual terhadap individu yang tidak sadar. Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal sebagai parafilia—gangguan seksual yang ditandai dengan hasrat kuat terhadap aktivitas atau situasi yang secara umum tidak menimbulkan gairah seksual.
Salah satu bentuk parafilia adalah chemsex, yaitu aktivitas seksual yang dilakukan di bawah pengaruh obat-obatan psikoaktif. Dalam banyak kasus, pelaku chemsex merasa terpuaskan secara seksual ketika pasangan tidak sadar atau berada dalam kendali zat kimia tertentu.
Seperti dijelaskan dalam laporan Psychology Today, parafilia dikategorikan sebagai gangguan jika menyebabkan tekanan psikologis pada pelaku atau menimbulkan kerugian fisik dan psikis pada orang lain.
Penyebab dari kelainan seksual semacam ini bervariasi, mulai dari kerusakan fungsi otak, stres berat, hingga trauma akibat kekerasan seksual di masa lalu. Meski belum ada pengobatan tunggal yang dapat menyembuhkan secara total, terapi psikologis, obat-obatan, dan sesi konseling kelompok disebut-sebut mampu membantu menekan gejalanya.
Editor : Enih Nurhaeni