Batik Tanpa Racun, Sasi Gunakan Pewarna Alami dari Limbah Mangrove

SEMARANG, iNewsJoglosemar.id – Langkah kecil seorang perempuan di Gunungpati, Semarang, membawa dampak besar bagi dunia fesyen berkelanjutan. Dialah Sasi Sifaurohmi, pendiri Zie Batik, yang meninggalkan pewarna batik berbahan kimia dan beralih menggunakan limbah mangrove sebagai pewarna alami.
“Perubahan ini penting, karena pewarna sintetik punya dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan. Pewarna alam seperti dari mangrove dan indigovera lebih aman dan hasil warnanya khas,” ungkap Sasi Sifaurohmi.
Zie Batik juga telah menerapkan pengolahan limbah secara bertanggung jawab dengan memanfaatkan fasilitas IPAL, agar sisa pewarna alami tidak mencemari tanah dan air di lingkungan sekitar.
“Kami menggunakan IPAL agar limbah dari proses pewarnaan batik alami tidak mencemari lingkungan sekitar,” jelasnya.
Yang menarik, Zie Batik juga menggandeng satu kelompok petani di Kelurahan Gunungpati untuk membudidayakan tanaman indigovera—bahan utama pewarna biru alami. Selain memperkuat rantai pasok lokal, kolaborasi ini meningkatkan ekonomi komunitas sekitar.
Tak hanya di Semarang, Sasi bersama timnya rutin memberikan pelatihan batik pewarna alam dan teknik eco print di berbagai wilayah, terutama Indonesia Timur. Hal ini menjadi bagian dari misinya untuk mendorong perempuan agar mandiri secara ekonomi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
“Kami ingin berbagi ilmu tentang budidaya tanaman pewarna dan teknik batik ramah lingkungan ke sebanyak mungkin daerah. Harapannya, lebih banyak perempuan ikut mandiri secara ekonomi dan ikut jaga lingkungan,” tambah Sasi.
Langkah inovatif itu membawanya meraih penghargaan Perempuan Teladan dalam ajang nasional Berbakti Awards 2025. Tak hanya Sasi, mitra binaannya, PT PLN Indonesia Power UBP Semarang, juga sukses meraih penghargaan Platinum dalam kategori Program TJSL Perempuan Berbakti Wirausaha berkat inisiatif “Batik for Sustainable Fashion” dalam acara Circular Economy and Sustainability Awards (CESA).
Penghargaan diserahkan pada Jumat, 18 Juli 2025 di Auditorium Binakarna Hotel Bidakara, Jakarta. Retno Wulandari, Assistant Manager Keamanan Humas PLN IP UBP Semarang, mewakili perusahaan dalam menerima penghargaan prestisius tersebut.
“Kami sangat menghargai bentuk penghargaan dari CFCD yang diberikan kepada PLN Indonesia Power atas dukungan kami terhadap usaha batik yang dikelola oleh perempuan di Gunung Pati Semarang, serta kepada local hero binaan kami dari Zie Batik,” ujar Flavianus Erwin Putranto, Senior Manager PLN IP UBP Semarang.
Sejak 2017, PLN IP UBP Semarang telah aktif mendampingi Zie Batik, mulai dari pelatihan dasar, studi banding ke Klaten, hingga pendanaan produksi pewarna alami dari mangrove. PLN juga memfasilitasi IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) untuk mengolah sisa cairan pewarna agar tidak mencemari lingkungan.
“PLN juga memfasilitasi pemasaran dan pameran, pelatihan batik fashion (pakaian jadi), sarana produksi pewarna alam, bibit tanaman pewarna, serta pendampingan untuk produksi berkelanjutan,” lanjut Flavianus.
Ajang CESA dan BERBAKTI 2025 sendiri mengusung tema “Perempuan Hebat, Bangsa Kuat”. Kegiatan ini dibuka oleh Ketua Umum CFCD 2024–2027, Thendri Supriatno, yang menekankan pentingnya keterlibatan perempuan dalam ekosistem pembangunan berkelanjutan.
“Ajang ini bukan sekadar merayakan capaian para perempuan, melainkan juga menekankan betapa krusialnya sinergi antara perempuan, komunitas, perusahaan, dan pemerintah dalam mewujudkan kemajuan yang berkelanjutan,” tegas Thendri.
Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian ESDM, Kemenko PMK, Bappenas, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta organisasi perempuan terkemuka seperti IWAPI dan KOWANI.
Editor : Enih Nurhaeni