get app
inews
Aa Text
Read Next : Detik-Detik Mencekam! Puluhan Orang Terjebak, Massa Jebol Pagar DPRD Jateng, Mobil Dibakar

OJK Terima 1.819 Aduan Keuangan di Jateng, Mayoritas terkait Perbankan

Sabtu, 30 Agustus 2025 | 11:28 WIB
header img
OJK Terima 1.819 Aduan Keuangan di Jateng, Mayoritas terkait Perbankan. Foto: Ist

 

SEMARANG, iNewsJoglosemar.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Tengah menegaskan bahwa kondisi sektor jasa keuangan di Jawa Tengah per Juni 2025 masih stabil. Stabilitas ini didukung likuiditas yang memadai serta tingkat risiko yang tetap terjaga.

“Aset perbankan di Jawa Tengah tumbuh sebesar 1,69 persen (yoy) menjadi Rp591,02 triliun. Pertumbuhan ini diikuti kenaikan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 1,67 persen menjadi Rp468,90 triliun dan penyaluran kredit naik 1,80 persen menjadi Rp421,88 triliun,” terang Kepala OJK Jateng, Hidayat Prabowo, Jumat (29/8/2025).

Menurutnya, aset bank umum di Jateng juga mengalami kenaikan sebesar 1,60 persen menjadi Rp539,45 triliun. Sementara DPK bank umum naik 1,53 persen dengan nominal Rp429,01 triliun, dan kredit bank umum mencapai Rp383,30 triliun atau naik 1,76 persen (yoy).

Hidayat menambahkan, kualitas kredit membaik dengan NPL gross turun menjadi Rp18,03 triliun atau 4,70 persen. “Perbaikan ini didukung kinerja sektor perdagangan besar dan eceran dengan penurunan NPL sebesar -0,36 persen (yoy),” jelasnya.

Sektor BPR/S di Jateng juga menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan aset 2,60 persen (yoy). DPK BPR/S tercatat Rp39,89 triliun, naik 3,24 persen, sementara kredit mencapai Rp38,58 triliun atau naik 2,23 persen.

Sementara itu, perbankan syariah Jateng mencatat pertumbuhan signifikan. Asetnya naik 9,82 persen, DPK tumbuh 9,19 persen dengan nominal Rp37,68 triliun, serta pembiayaan naik 11,84 persen menjadi Rp34,41 triliun.

“Meski pembiayaan tumbuh tinggi, rasio NPF perbankan syariah tetap terkendali di angka 5,11 persen,” ujar Hidayat.

Selain perbankan, sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) juga bergerak positif. Perusahaan pembiayaan mencatat piutang Rp33,39 triliun atau tumbuh 2,10 persen, dengan NPF 3,16 persen.

Pertumbuhan paling mencolok datang dari fintech P2P Lending yang menyalurkan kredit Rp6,87 triliun atau tumbuh 30,42 persen (yoy). Tingkat wanprestasi (TWP90) tercatat 3,52 persen.

“Hal ini didorong kemudahan masyarakat dalam mengakses pendanaan lewat P2P lending,” ungkap Hidayat.

Di sektor pasar modal, jumlah investor reksadana di Jateng mencapai 1.654.542 atau tumbuh 12,70 persen. Investor saham juga meningkat 24,80 persen menjadi 850.366, dan investor SBN naik 17,10 persen dengan total 106.028 investor.

Hidayat menyebut OJK juga fokus pada edukasi dan perlindungan konsumen. Per Juli 2025, OJK menerima 1.819 pengaduan masyarakat, mayoritas terkait perbankan.

Untuk itu, OJK Jateng telah melaksanakan 205 kegiatan edukasi yang melibatkan 40.544 peserta, termasuk pelajar, petani, dan pelaku UMKM.

“OJK terus memperkuat literasi keuangan agar masyarakat semakin cerdas dalam menggunakan layanan jasa keuangan, sekaligus menekan potensi sengketa,” pungkas Hidayat.

 

 

 

Editor : Enih Nurhaeni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut