Kecanduan Gawai Ancam Anak, Sekolah Dorong Pendampingan Orang Tua
SEMARANG, iNewsJoglosemar.id - Orang tua memegang peran penting dalam mendampingi anak menghadapi tantangan era digital. Perubahan perilaku digital anak kini menjadi isu penting, sehingga tantangan ini tidak bisa diatasi hanya dari sekolah, namun pendampingan keluarga memainkan peran besar membentuk kebiasaan digital yang sehat.
"Kami ingin membantu para orang tua memahami bagaimana mendampingi anak di era digital, terutama menghadapi tantangan seperti kecanduan gawai dan sulit fokus akibat paparan dunia digital,” jelas School Manager Permata Bangsa School, Prof. Joe Manto, dalam kegiatan Open House yang digelar sebagai rangkaian program akhir tahun, Sabtu (15/11/2025).
Ia menjelaskan bahwa acara ini tidak hanya menjadi ajang mengenalkan model pendidikan sekolah, tetapi juga forum edukasi bagi orang tua terkait perkembangan teknologi dan dampaknya terhadap anak. Permata Bangsa School menghadirkan talkshow yang membahas dunia digital dari tiga perspektif: teori, bisnis, dan psikologi.
Melalui sesi ini, orang tua diberikan wawasan tentang bagaimana teknologi memengaruhi fokus, emosi, hingga perilaku anak. Sekolah berharap orang tua dapat menerapkan pola pendampingan yang lebih bijak di rumah, agar anak tetap mampu mengontrol penggunaan gawai.
Selain talkshow, Open House juga menghadirkan tiga kompetisi: digital colouring, modern dance, dan speech contest. Kegiatan ini dirancang agar orang tua dapat melihat kemampuan anak dalam mengekspresikan kreativitas tanpa bergantung pada gawai secara berlebihan.
Prof. Joe menegaskan bahwa pembangunan karakter dan literasi dunia anak harus berjalan seiring dengan literasi digital. “Core values kami, yaitu character, esteem, and excellence, menjadi dasar untuk membangun kepercayaan diri, keunggulan, dan ketangguhan mental anak-anak,” ujarnya. Nilai ini dirancang agar anak mampu mengontrol dirinya meski hidup di tengah paparan teknologi.
Ia menambahkan bahwa literasi yang ditanamkan meliputi literasi informasi, digital, hingga literasi kritis, sehingga anak mampu memilah informasi yang benar dari yang menyesatkan. Sebelum literasi informasi, siswa diberi lliterasi dasar membaca dan menulis.
Editor : Enih Nurhaeni