get app
inews
Aa Text
Read Next : Pastikan Natal Aman, Polisi Gencarkan Patroli di Gereja dan Kawasan Wisata

Basuh Kaki Ibu dengan Air Bunga, Garasi Rumah Menjadi Panggung Cinta di Hari Ibu

Minggu, 21 Desember 2025 | 13:04 WIB
header img
Basuh Kaki Ibu dengan Air Bunga, Garasi Rumah Menjadi Panggung Cinta di Hari Ibu. Foto: Septi

 

SEMARANG, iNewsJoglosemar.id — Di sebuah garasi rumah Perumahan Polri Durenan Indah RW 6, Kelurahan Mangunharjo, Kota Semarang, anak-anak bersimpuh pelan di hadapan ibu mereka. Dengan tangan kecil dan air yang mengalir perlahan, kaki para ibu dibasuh. Tak ada panggung megah, tak ada gemerlap lampu sorot—hanya air mata haru yang jatuh di lantai garasi, Sabtu (20/12/2025).

Momen sederhana itu menjadi puncak peringatan Hari Ibu 2025 di lingkungan RW 6. Garasi rumah yang biasanya sunyi berubah menjadi panggung penuh emosi, mengusung tema “Ungkapan Terima Kasih Seumur Hidup untuk Cinta Seumur Hidup.”

Acara diawali dengan upacara sederhana dan pembacaan sejarah Hari Ibu. Warga diingatkan kembali bahwa perjuangan perempuan bukan sekadar di ruang domestik, melainkan fondasi penting bagi keluarga dan bangsa.

Suasana semakin hening saat anak-anak dari Rumah Pintar (Rumpin) Durenan Indah Cendekia satu per satu membasuh kaki ibu mereka. Isak tangis tak terbendung. Para ibu menunduk, menggenggam tangan anak-anak mereka erat-erat.

Ketua PKK RW 6, Sintha Lindursari, mengatakan prosesi membasuh kaki ibu menjadi simbol bakti dan pengingat akan pengorbanan seorang ibu sepanjang hidup.

“Tradisi ini agar anak-anak tidak melupakan ibu yang telah melahirkan, merawat, dan mendidik mereka sejak dalam kandungan hingga kapan pun selama hidupnya,” ujarnya. Ia menambahkan, persiapan acara dilakukan selama dua minggu oleh pengurus Rumpin dan PKK RW 6.

Tak hanya menyentuh sisi emosional, peringatan Hari Ibu ini juga mengangkat peran ibu di tengah perubahan zaman. Para ibu mengikuti pelatihan mengenakan kain lilit dengan berbagai model kekinian, menunjukkan bahwa perempuan tetap bisa anggun, adaptif, dan percaya diri.

Isu lingkungan turut menjadi perhatian. Para ibu diajak mengikuti lomba Haskra (Hasil Karya) berupa pembuatan lampion dari barang bekas. Lampu-lampu gantung dari limbah rumah tangga itu menjadi simbol penerapan prinsip 3R: Reuse, Reduce, Recycle.

Penasihat PKK RW 6, Siti Masrochah, menekankan bahwa di tengah derasnya arus teknologi global, ibu memiliki peran strategis sebagai pengendali dan penuntun keluarga.

“Ibu adalah penjaga keseimbangan. Di era global ini, ibu menjadi pengendali agar keluarga kembali ke nilai-nilai alamiah. Lampu gantung dari barang bekas ini adalah simbol peran ibu dalam menjaga lingkungan dan masa depan,” tuturnya.

Kemeriahan acara dilengkapi dengan penampilan gerak dan lagu “Semarang Kota Kita” oleh anak-anak Rumpin. Penampilan itu menjadi ungkapan kebanggaan sebagai generasi yang tumbuh di Kota Atlas.

Meski hanya digelar di sebuah garasi, peringatan Hari Ibu di RW 6 Mangunharjo membuktikan bahwa penghormatan kepada ibu tak membutuhkan kemewahan. Ketulusan, cinta, dan rasa terima kasih yang jujur justru menjadi inti perayaan.

Di antara aroma air mawar, lampu gantung daur ulang, dan pelukan hangat ibu-anak, pesan itu mengalir pelan namun dalam: jasa ibu adalah cinta seumur hidup yang tak akan pernah terbalas sepenuhnya.

 

 

 

 

Editor : Enih Nurhaeni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut