SEMARANG, iNewsJoglosemar.id - Seorang perempuan pengusaha onde-onde ketawa asal Kota Semarang kini memetik buah kesabaran selama ini. Kisah perjalanan usahanya dimulai sejak 15 tahun lalu, ketika menjual onde-onde ketawa dari gerobak bersama suaminya di sekitar kampus IKIP PGRI Semarang.
Perempuan itu adalah Luna Ayu (41) warga asal Cinde Utara, Kota Semarang. Dia menjalani usaha memproduksi makanan ringan khas Semarang onde-onde ketawa mulai dari titik paling bawah, hingga berhasil mengekspor produknya ke Belanda.
"Dulu, harga onde-onde ketawa yang kami jual hanya Rp1.000 untuk 10 biji," ungkap Luna mengawali ceritanya di Rumah BUMN Semarang milik Bank Rakyat Indonesia (BRI), Jalan Sultan Agung Kota Semarang, Selasa (30/4/2024).
Namun, seiring berjalannya waktu, Luna mulai merasakan penurunan omzet. Tak ingin terus merugi, Luna kemudian mulai menjajakan produknya keliling kampung. Dia juga membawa onde-onde ketawa ke setiap acara arisan atau pertemuan RT, yang membuat produknya makin dikenal.
“Termasuk saya titip ke Reseller, dan ternyata penjualannya juga bagus. Hingga banyak pesanan baik itu dari warga arisan RT maupun dari luar daerah,” terangnya.
Jalan pertumbuhan bisnisnya makin terang, ketika Luna bergabung ke komunitas-komunitas UMKM. Dia mengikuti berbagai pelatihan, mulai pengemasan produk hingga memperluas jaringan pemasaran.
"Saya belajar banyak dari komunitas UMKM, mereka membantu dalam strategi pemasaran dan pengemasan produk yang menarik," kata Luna.
Sejak tiga tahun lalu, Luna juga bergabung dengan Rumah BUMN Semarang milik Bank Rakyat Indonesia (BRI). Peluang pasar semakin terbuka dan luas. Kualitas produk juga kian membaik, termasuk kemasan yang tak lagi terlihat jadul (zaman dulu).
“Dulu kemasan onde-onde ketawa saya ini hanya pakai plastik biasa, lalu pakai plastik bening, dan sekarang sudah pakai pouch. Tampilan makin elegan. Isinya 200 gram, dijual dengan harga Rp15.000,” lugasnya.
“Selain itu, kualitas onde-onde ketawa juga semakin kering, jadi tidak banyak minyaknya. Alhamdulillah sudah banyak perbaikan kualitas produk. Kita banyak mendapat pelatihan di sini,” ungkap ibu satu anak itu.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait