Teknik Tapestri
Indah menguasai teknik tapestri, sebuah teknik rajutan yang sangat detail dan memerlukan ketelitian tinggi. Setiap helai benang yang dipilih harus sesuai dengan desain dan pola. Inilah yang membuat teknik tapestri begitu menantang bagi Indah.
“Rajutannya lebih rumit daripada yang biasa. Kita harus sangat hati-hati, kalau enggak fokus bisa salah bawa benang,” kata Indah.
Ia menjelaskan, dalam satu proyek tas tapestri, ia bisa menggunakan tiga benang sekaligus yang semuanya harus dibawa dalam proses merajut. “Yang merah diumpetin di belakang supaya enggak kelihatan. Harus pas. Kalau enggak rapi, bisa kelihatan benangnya di dalam,” katanya.
Teknik tapestri menjadikan bagian luar dan dalam tas sama-sama rapi. “Kalau di luar negeri, enggak pakai furing. Tapi di Indonesia harus ada furing karena orang-orang masih belum terbiasa lihat dalam tas yang seperti itu,” jelas Indah.
“Sebetulnya itu bukan cuma tas, tapi namanya tapestri, teknik merajut yang mengaplikasikan pola atau gambar. Mirip kristik, tapi ini dirajut. Jadi lebih susah,” ujarnya sembari menunjukkan benang-benang warna-warni yang tertata rapi di ruang kerjanya.
Namun, meskipun sulit, Indah merasa teknik ini memberikan tantangan tersendiri. Keuletan dalam mengerjakan setiap detail menjadi nilai tambah tersendiri bagi setiap produk yang ia hasilkan.
“Kalau sudah selesai, rasanya puas sekali. Memang prosesnya panjang, tapi begitu selesai dan melihat hasilnya, semua kerja keras terbayar,” tambahnya.
Setiap tas yang diproduksi oleh Indah terbuat dari bahan-bahan berkualitas tinggi. Ia menjelaskan bahwa bahan yang digunakan untuk produk tas rajut sangat menentukan kualitas dan daya tahan tas tersebut.
“Bahan yang saya pakai memang agak mahal, karena harus sesuai dengan kualitas yang diinginkan. Kalau kualitasnya buruk, hasilnya enggak maksimal. Setiap produk tidak hanya terbuat dari rajutan biasa, tetapi juga menggabungkan bahan-bahan seperti perca dan rotan untuk menciptakan hasil akhir yang unik dan estetis," jelas Indah.
Proses pembuatan tas ini memakan waktu yang cukup lama. Selain itu, setiap desain harus disesuaikan dengan keinginan konsumen, terutama dalam hal warna dan ukuran. “Satu tas bisa memakan waktu berjam-jam tergantung tingkat kesulitannya. Saya juga harus memastikan benang dan pola sesuai dengan desain yang saya buat,” jelas Indah.
Tas tapestri buatannya dijual mulai dari Rp400 ribu hingga Rp2 juta, tergantung teknik dan bahan. Tas full kulit dibanderol Rp750 ribu, sedangkan dengan tenunan tali bisa tembus di atas Rp1,5 juta. Harga tersebut sesuai kualitas dan ketelitian dalam setiap produk.
"Orang kadang belum paham kenapa mahal. Tapi pas saya suruh coba, mereka langsung bilang, 'Oh pantesan'," katanya sambil tersenyum.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait