Ganjel Rel, Roti Warisan Belanda yang Paling Ditunggu Menjelang Ramadan

Taufik Budi
Ganjel Rel, Roti Warisan Belanda yang Paling Ditunggu Menjelang Ramadan (Taufik Budi)

SEMARANG, iNEWSJOGLOSEMAR.ID - Kue ganjel rel khas Semarang ini bukan sekadar jajanan tradisional, melainkan roti lawas peninggalan zaman Belanda. Nama aslinya adalah roti gambang karena bentuknya yang mirip alat musik gambang, namun masyarakat Semarang lebih akrab menyebutnya ganjel rel.

Rasanya manis dengan sentuhan khas gula aren, menjadikannya cocok sebagai teman minum teh ala nonik Belanda tempo dulu, sekaligus pas untuk menu sarapan karena kekenyalannya yang padat mengenyangkan. Tak heran roti ini selalu jadi incaran warga Semarang, bahkan tiap tahun ribuan potongnya diperebutkan dalam Tradisi Dugderan

Dalam acara Dugderan yang digelar sehari sebelum Ramadan, sekitar 8.000 potong ganjel rel dibagikan gratis oleh Takmir Masjid Agung Kauman, sebuah simbol bahwa pelaksanaan puasa nanti berjalan lancar tanpa "ganjalan" di hati. Pembagiannya diawali secara seremonial oleh R.M. Tumenggung Aryo Purboningrat yang perannya dipegang langsung oleh Wali Kota Semarang.

Di balik lestarinya ganjel rel ini ada sosok Aunil Fadlilah, perempuan 58 tahun yang kini jadi generasi ketiga pelestari penganan unik ini, mewarisi resep dari keluarganya yang dahulu menjadi bagian dari komunitas Masjid Kauman.

“Sekarang saya tinggal di kawasan Jalan Gajah Mada Semarang, sementara rumah produksi berada di Graha Mukti Tlogosari,” kata Aunil di Rumah BUMN Semarang, Jumat (14/3/2025). 

Perjalanan Aunil tak selalu mulus, sebab tahun 2009 kue ganjel rel nyaris punah karena generasi muda menganggap teksturnya terlalu keras dan kuno, hingga produksinya turun drastis hanya 1.500 potong. Ia tak patah semangat, sebab tekadnya menghidupkan kembali warisan leluhur begitu kuat sehingga mulai merancang inovasi agar roti ganjel rel ini lebih diterima lidah modern. 

Tahun 2019 jadi titik balik saat Aunil mencoba menambahkan telur dalam adonan ganjel rel. Sebuah langkah yang membuat tekstur rotinya jadi lebih empuk tanpa menghilangkan rasa aslinya. Namun, sebelum memasarkan versi barunya, ia lebih dulu meminta restu dan penilaian dari tokoh-tokoh Kauman, agar inovasinya tetap dinilai otentik dan sah secara tradisi. 

Hasilnya luar biasa, kini Aunil mampu memproduksi antara 8.000 hingga 10.000 potong ganjel rel dalam satu kali pesanan besar, terutama saat momen Dugderan yang selalu dinanti. Bahkan, ia pernah mendapat kehormatan membuat replika Masjid Agung Kauman dari 1.200 potong ganjel rel, yang dipamerkan di event budaya setempat sebagai simbol pelestarian tradisi. 

“Untuk membuat replika Masjid Agung Kauman ada sekitar 1.200 kue ganjel rel yang dibutuhkan. Kue ganjel relnya saya buat, dan untuk replika Masjid dibuat oleh para remaja masjid,” jelasnya.

Editor : Enih Nurhaeni

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network