Menariknya, pengunjung tidak dikenakan tiket masuk untuk menikmati area kuliner di halaman depan. Namun, kelestarian bangunan heritage tetap dijaga ketat — bangunan utama Lawang Sewu tetap steril dari aktivitas yang berpotensi merusak.
“Kami juga mengucapkan terima kasih atas dukungan masyarakat yang terus memberikan antusiasme tinggi terhadap program ini,” tambah Riesta.
Tak hanya memberi pengalaman baru bagi wisatawan, Lawang Sewu De Voedselkraam juga ikut menggerakkan roda ekonomi kreatif di Kota Semarang. Program ini menjadi wadah bagi UMKM lokal untuk dikenal lebih luas, sekaligus memperkaya warna wisata malam di kota ini.
Pengunjung pun dihimbau untuk tetap menjaga kebersihan, menghormati fasilitas heritage, dan mematuhi aturan yang berlaku di kawasan Lawang Sewu.
“Kami mengajak Sahabat Kawisata mencoba suasana santai malam di Lawang Sewu ini dan Kami berharap pengunjung dapat terus memberikan masukan demi perbaikan kualitas layanan,” tutup Riesta.
Dengan inovasi seperti ini, KAI Wisata membuktikan komitmennya dalam membangun pariwisata berkelanjutan, yang adaptif terhadap tren tanpa mengabaikan pelestarian sejarah dan budaya.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait