GROBOGAN, iNewsJoglosemar.id – Suara ratusan petani, mayoritas lansia, menggema di Desa Sugihmanik, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Sabtu (26/6/2025). Mereka turun ke jalan menuntut satu hal: jangan bongkar jembatan dan akses pertanian yang telah puluhan tahun menjadi urat nadi kehidupan mereka.
Salah satu tokoh petani, Mbah Asrini (74), menyuarakan keluhan mewakili rekan-rekannya. Ia menegaskan bahwa jalan dan jembatan yang akan ditutup oleh pihak perusahaan dulunya dibangun untuk kepentingan petani dan telah digunakan sejak 1980-an.
"Kami para petani itu kebanyakan lansia. Umur sudah tua, tidak naik sepeda dan motor. Maka kami butuh jalan yang sejak 1980 sudah ada untuk petani," ungkap Mbah Asrini penuh harap.
Selain nenek Asrini, terdapat banyak petani lansia lainnya. Mereka mendesak adanya kesepakatan baru dengan pihak perusahaan agar tetap membuka jalur tengah bagi petani. Pasalnya, jalur alternatif yang ditawarkan—baik ke arah barat maupun timur—menambah jarak tempuh sejauh 2–3 kilometer.
Hal ini dinilai tidak manusiawi, mengingat sebagian besar petani adalah lansia yang berjalan kaki. Warga pun sepakat menanti pertemuan lanjutan yang dijadwalkan berlangsung Selasa, 29 Juli 2025. Mereka menekankan bahwa tuntutan tidak akan berubah yakni jalan tengah tetap harus ada.
Para petani juga menolak perjanjian yang ditandatangani oleh perangkat desa terdahulu soal pelepasan jalan. Mereka merasa tak pernah dilibatkan secara langsung, khususnya dalam transaksi kedua pada tahun 2004.
Penutupan akses jalan dan pembongkaran jembatan dinilai bertentangan dengan semangat Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat ketahanan pangan nasional, apalagi di tengah situasi global yang menuntut swasembada dan kemandirian.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait