JAKARTA, iNewsJoglosemar.id – Inovasi teknologi kesehatan karya Guru Besar Ilmu Fisika Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Muhammad Nur, DEA, berhasil menarik perhatian nasional. Teknologi plasma ozone medis yang dikembangkannya terbukti mampu mempercepat penyembuhan luka kronis, khususnya pada penderita diabetes melitus (DM).
Keberhasilan riset ini mendapat apresiasi pada ajang Indohealthcare & GAKESLAB Expo 2025 di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran. Prof. Nur tak hanya menjadi pembicara kunci dalam sesi inovasi produk, tetapi juga menerima penghargaan dari GAKESLAB Indonesia bersama GOINDO atas kontribusinya dalam hilirisasi dan komersialisasi teknologi kesehatan berbasis plasma.
“Kami percaya hasil penelitian tidak boleh berhenti di laboratorium. Harus ada hilirisasi agar manfaatnya langsung dirasakan masyarakat,” ujar Prof. Nur.
Teknologi plasma ozone medis yang dikembangkan melalui Center for Plasma Research (CPR) Undip ini sudah diaplikasikan di sejumlah fasilitas kesehatan di Semarang dan Grobogan. Salah satunya digunakan tim perawat luka Fatchul Wound Care di Grobogan yang dikenal efektif menangani luka DM dengan terapi plasma ozone.
Selain membantu penyembuhan luka, teknologi ini berpotensi menjadi adjuvant treatment sesuai Madrid Protocol 2020, serta aman digunakan dalam praktik klinis.
Prof. Nur juga mengembangkan plasma korona, teknologi pemurni udara yang efektif membunuh mikroorganisme dan virus di ruang tertutup, seperti rumah sakit, puskesmas, dan ruang publik.
Indohealthcare & GAKESLAB Expo 2025, yang mengangkat tema “Integrated Healthcare Industries”, diikuti lebih dari 60 perusahaan dan institusi dari 12 negara. Undip menjadi satu-satunya perguruan tinggi yang menerima penghargaan di forum yang mayoritas diikuti Poltekkes dan pelaku industri alat kesehatan.
Menurut penyelenggara, inovasi Undip menunjukkan bahwa perguruan tinggi memiliki peran penting dalam mendorong kemandirian industri kesehatan nasional.
"Dengan penghargaan ini, Undip semakin memantapkan perannya sebagai kampus bermartabat dan bermanfaat,” tutup Prof. Nur.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait