Semangat humanis ini berjalan seiring dengan kemajuan digital di lingkungan Pemkot Semarang. Kota ini baru saja dinobatkan sebagai Juara 1 nasional dalam Gadjah Mada Digital Transformation Governance Index (GM-DTGI) Award 2025. Menurut Agustina, digitalisasi hanya akan lengkap ketika berdampingan dengan empati sosial.
Festival ASN kali ini dikemas dengan cara berbeda. Selain talkshow integritas bersama Pandji Pragiwaksono dan penampilan stand-up comedy Bonar Manalu, terdapat pula Bazar ASNpreneur yang memberi ruang bagi ASN pelaku usaha kecil.
Namun, aksi galang dana tetap menjadi inti acara. “Ini momen pelatihan empati massal,” kata Agustina. Ia menilai, ASN yang sensitif terhadap masalah sosial akan memberikan pelayanan publik yang lebih baik kepada warga.
Aksi ini juga menunjukkan kolaborasi lintas institusi. Ketika berbagai instansi pusat seperti TNI, Polri, dan BUMN bergerak di garis depan dalam penanganan bencana, ASN Semarang memosisikan diri sebagai penguat lini solidaritas dan dukungan jangka panjang.
“Pada akhirnya, kekuatan birokrasi ada pada cara kita menjaga kepercayaan publik,” pungkas Agustina. Ia menutup kegiatan dengan pesan bahwa ASN Semarang sedang bergerak dari sekadar “pelaksana aturan” menuju “penggerak kebaikan” bagi masyarakat.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait
