Mendengar itu, santriwati yang telah menjadi istrinya tersebut tertarik dan bergairah. Maka ia berseru: "Ayo kita bunuh orang kafir," cetusnya bersemangat.
Dalam hati, kiai berkata: “Ini yang aku tunggu.”
Maka, sang kiai berhasil melaksanakan kewajibannya.
Santriwati yang kini merasa mendapat ‘pahala’ besar dengan aksi ini, mengajak sang kiai menambah ‘pahala’ setelah kewajiban pertama usai. Kiai berkalkukasi tinggal 200 orang kafir lagi. Tak apalah.
Tetapi, setelah ke-200 orang kafir tersebut terbunuh semua, hasrat berpahala santriwati ini kian meningkat.
“Ok,” kata kiai. Toh persediaannya masih 100 orang kafir.
BACA JUGA:
Babak Belur Dihajar Massa, Ade Armando Ternyata Ingin Buat Konten Aksi 11 April
Masalahnya, ketika tidak ada lagi orang kafir yang tersedia untuk dibunuh, sang santriwati justru kian bergairah mencari pahala. Maka, kepada suaminya yang sudah hampir terlelap kelelahan itu, ia berkata: “Ayo, kita cari pahala lagi. Kita bunuh orang kafir!”
Tergeletak tak berdaya, sang kiai dari pesantren antah berantah itu menjawab sekenanya. “Orang kafir sudah habis. Kita tunggu mereka kumpul duluuuuu.”
Setelah itu, tidak ada suara yang terdengar dari kiai ini.
BACA JUGA:
Babak Belur Dihajar Massa Demo, Ade Armando Dilarikan Ke RS Siloam
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto
Artikel Terkait