“Untuk sementara juga sebagai Korwil ALZI Jerman & Friends adalah saat ini juga saya sendiri. Hubungan dengan Yayasan Alzheimer Deutschland Frankfurt E.V: juga sudah dijalin, Pimpinan Ketuanya Herr Müller telah menyatakan kesediaanya untuk berkerja sama dengan ALZI Jerman dan Selindo, yang juga hadir dalam pertemuan tahunan,” kata Rusdin.
Dengan semangat persamaan dan penghargaan, Selindo membantu memecahkan permasalahan lansia secara bersama-sama. Sebagai contoh, adalah kepedulian Selindo membantu mendampingi diaspora lansia yang tidak mau tinggal di panti. Dia hidup sendiri di rumah dengan sejumlah permasalahan kesehatan yang menyertainya.
“Melalui pendampingan dari teman-teman di Selindo, dia kemudian mendapatkan bantuan dari pemerintah Jerman berupa fasilitas dan petugas yang bisa merawatnya di rumah yang dimiliki. Seminggu sekali, Selindo rutin menggelar kegiatan untuk menyalurkan hobi dari para diaspora lansia sebagai cara untuk terus beraktivitas secara fisik sekaligus bersosialisasi,” lanjutnya.
Konsul Jenderal RI di Frankfurt, Acep Sumantri, dalam pengantarnya menyampaikan keberadaan Selindo telah mampu membangun dan memperkuat hubungan pertemanan para diaspora lansia di Jerman. Perhatian terhadap kesehatan, hobi, nilai-nilai spiritual yang dikembangkan oleh Selindo mampu menumbuhkan produktivitas para lansia.
“Selindo bersyukur dan berterima kasih bahwa Pemerintah melalui KonJend RI di Frankfurt sangat memperhatikan keadaan dan kondisi para Senioren Lansia di Jerman. Terutama yang kami rasakan saat ini atas perhatian yang sangat baik dari Konjend Acep Somantri saat ini. Sering kami para orang tua beliau anggap sebagai orang tuanya sendiri. Di lain pihak beliau sebagai Konjen adalah bapak kami semua warga Indonesia di Wilayah Konsulat RI Frankfurt,” ungkapnya.
Sementara Maulana Chandrasakti yang juga sebagai wakil ketua pengurus Selindo sebagai salah satu diaspora lansia dengan usia 77 tahun menceritakan dirinya merupakan angkatan pertama dari perawat Indonesia yang bekerja di Jerman sejak 1971. Dari 500 perawat Indonesia seangkatannya saat ini tersisa kurang lebih 200 orang yang sudah menjalani masa pensiun dan hari tuanya dan kemungkinan sampai akhir hayat akan tetap tinggal di Jerman.
“Selindo seakan menjadi rumah keduanya. Dari hal sederhana seperti menjenguk teman sesama lansia yang sakit dan makan bersama telah memberi semangat untuk terus hidup sehat dan berdayaguna,” pungkasnya.
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto