Habib Husein Alkaf dari Berlin, kemudian memberikan penjelasan terhadap makna bacaan-bacaan tersebut dalam Bahasa Indonesia dan dilanjutkan dengan Bahasa Jerman. Pembacaan Maulid Barzanji dalam Bahasa Arab dan kemudian dijelaskan dalam bahasa Indonesia dan Jerman dimaksudkan agar sejarah Nabi Muhammad dan nilai-nilai yang diajarkan dalam bacaan Maulid tersebut lebih mudah dipahami.
“Syair-syair yang berisi sejarah dan pujian kepada Nabi Muhammad dalam bacaan Maulid Berzanji tidak saja merdu untuk didengarkan namun juga dapat diketahui dan dimengerti dengan mudah melalui Bahasa Indonesia dan Jerman,” lanjut Ketua Lembaga Ta’lif wan Nasyr Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Jerman, Wahid Abdulrahman.
“Dengan demikian maka diharapkan akan semakin menambah pengetahuan sekaligus rasa cinta terhadap Nabi Muhammad dan kemudian meneladaninya,” imbuhnya.
Dalam sambutannya, Konsultat Jenderal RI di Frankfurt, Acep Somantri yang hadir dalam acara tersebut menyampaikan bahwa peringatan Maulid sebagaimana tradisi di Indonesia sangat tepat untuk dilanjutkan dan dikembangkan di Jerman sebagai salah satu cara untuk memperkenalkan Islam moderat yang menjadi nilai lebih Islam di Indonesia. Peringatan Maulid menjadi momentum untuk mempelajari sejarah sekaligus meneladani sifat-sifat Nabi Muhammad SAW sebagai rujukan umat Islam hidup di Jerman.
Untuk memberikan kegembiraan, seluruh anak-anak yang hadir diberikan bingkisan hadiah sekaligus sebagai cara untuk menanamkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW.
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto