Safety Riding
Meski memiliki keandalan mesin, namun pengendara motor tetap harus memperhatikan keamanan berkendara atau safety riding. Apalagi, tukang sayur keliling yang membawa keranjang cukup besar dan berat.
“Motor itu didesain untuk dua orang, satu pengendara dan satu pembonceng. Peruntukannya kalau membawa barang itu pun ada batasan-batasannya. Misalnya kita mau bawa barang itu tidak boleh melebihi dari lebar stang,“ jelasnya.
“Kemudian tingginya tidak boleh melebihi dari pundak pengendara, karena pasti mengubah stabilitas berkendara. Dan tentunya enggak boleh juga terlalu panjang, ya panjang maksimal hanya sejajar dengan spakbor belakang,” dia melanjutkan.
Namun, standar safety riding itu belum bisa sepenuhnya dilaksanakan oleh masyarakat. Di antaranya karena kultur masyarakat hingga kondisi jalan yang harus dilalui sehingga membutuhkan penyesuaian-penyesuaian kondisi.
“Bagaimana dengan Mas-Mas sayur ini? Balik lagi, kita hidup di negara berkembang yang segala sesuatunya belum bisa mencapai ideal. Kalau tinjauan safety riding, ini tidak disarankan, tapi kita tidak bisa bilang pula itu dilarang, karena solusinya juga belum ada,” terang dia.
“Walaupun sudah ada kendaraan tiga roda, tapi tidak bisa menggantikan kelincahannya (motor bebek), apalagi gang-gang dan belokannya kita aneh-aneh (sempit), sehingga roda tiga tidak bisa masuk,” ujar Oke.
Dia memberikan sejumlah saran kepada tukang sayur agar tetap isa berjualan keliling tetapi juga memperhatikan keselamatan berkendara. Sebab, ketika berada di jalan bukan hanya untuk menjamin keselamatan diri sendiri tetapi juga orang lain.
“Kalau bawa barang segede, selebar, dan seberat itu maka dia harus banyak mengalah pada ego, pada keadaan sekitar. Dia tidak bisa seperti seolah-olah tidak membawa apa-apa. Harus lebih waspada dan tidak merugikan orang lain,” katanya.
“Tapi sejauh ini kalau saya ketemu tukang sayur, mereka cukup tahu diri dalam membawa bawaannya. Kalau dibilang menimbulkan kecelakaan, hampir kita tidak pernah mendengar di media, kecelakaan tukang sayur,” pungkasnya sembari tertawa.
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto