Jimpitan Tabungan
Bhabinkamtibmas Desa Duren, Bripka Suroto, mengaku tak terlalu sulit untuk bekomunikasi dengan masyarakat. Dia secara rutin mendatangi warga dan ikut terlibat langsung ketika ronda malam.
“Untuk mengarahkan warga tidak terlalu sulit, karena mereka sudah cerdas tingkat pendidikan cukup tinggi. Kemudian mereka juga rukunnya luar biasa. Bisa dibilang Pos Satkamling di RT 02 itu paling bagus, fasilitasnya paling lengkap, dan kalau malam pasti ada yang jaga ronda,” terang Suroto.
Dia juga mengapresiasi inisatif warga yang melakukan pola jimpitan secara berbeda. Bila biasanya jimpitan untuk mengambil uang pecahan kecil untuk masuk kas, namun warga RT 2/2 justru melakukan cara berbeda.
“Jadi mereka jimpitannya itu uang untuk tabungan. Bila biasanya jimpitan hanya uang koin, tapi di sini uangnya Rp10 ribu, Rp50 ribu, bahkan Rp100 ribu. Uang itu sebagai tabungan yang akan diambil ketika Lebaran Idul Fitri,” jelasnya.
“Warga bebas mau ngasih jimpitan berapa. Nanti uang itu ditaruh di kotak depan rumah yang akan diambil petugas ronda. Kalau ternyata uang itu masih ada di kotak keesokan harinya, berarti tidak diambil. Maka petugas malah kena denda,” ujarnya seraya tertawa.
Menurutnya, warga juga selalu menginformasikan setiap perkembangan situasi mapun kejadian di desa. Dia bersama personel Babinsa TNI, tak hanya menyambangi Pos Satkamling tetapi juga aktif berkomunikasi melalui grup-grup percakapan media sosial.
“Selain di Pos Satkamling, kita juga menjalin komunikasi melalui grup Whatsapp, baik itu di Pemerintah Desa, grup pemuda, dan yang pasti grup Satkamling. Jadi di situ kita tahu info terbaru tentang keamanan di kawasan Bandungan, khususnya Desa Duren,” lugasnya.
Sinergitas TNI-Polri
Babinsa Desa Duren, Serda Muhammad Afifi, mengamini pernyataan rekannya Bripka Suroto. Pos Satkamling juga dinilai efektif untuk menjalin kerukunan dan sinergitas TNI-Polri.
“Kenapa saya mengatakan ini efektif? Karena saya personel TNI dan Pak Suroto sebabagai anggota Polri, kita jalan bersama, mendatangi secara langsung Pos Satkamling. Warga pasti juga senang, kita sebagai aparat keamanan juga rukun, harmonis, tetap bersinergi untuk menjaga masyarakat,” kata pria asal Malang Jawa Timur itu.
Satu tahun menjadi petugas Babinsa di Desa Duren, Muhammad Afifi mengaku mendapat banyak saudara baru. Dia selalu dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan yang digelar warga maupun Pemerintah Desa Duren.
“Di Desa Duren ini ada empat tempat hiburan karaoke. Meski begitu, di desa sebelahnya di Bandungan itu ada banyak karaoke. Hanya dipisah jalan. Maka untuk mejaga keamanan dibutuhkan sinergi dengan polisi serta warga secara langsung,” ujar dia.
Dites
Kapolsek Bandungan, Iptu Imam Ansyari Rambe, mengatakan telah memberi perhatian lebih pada Satkamling. Dia juga kerap ikut patroli dan menyapa warga yang tengah ronda.
“Di RT 02 Dusun Jetak itu memang sangat aktif. Beberapa kali kita cek, kita ketemu warga di sana masih ada itu sekira pukul 02.00 dini hari. Jam-jam itu kan lumayan rawan, jadi kita sekalian patroli,” katanya.
Warga juga dinilai telah memahami tentang langkah-langkah pengamanan lingkungan. Termasuk bila terjadi peristiwa kriminal, warga akan bertindak cepat menghubungi polisi dan bila memungkinkan sekaligus mengamankan pelaku.
“Di Pos Satkamling itu kan ada kentongan. Nah kemarin warga dites secara random. Ternyata mereka bisa tentang sandi-sandi kentongan dipukul berapa kali bila kondisi aman, terjadi kebakaran, atau misal ada maling,” ungkapnya.
Kepanjangan Tangan Polisi
Kasubditbinsatpam/Polsus Ditbinmas Polda Jateng, AKBP Anita Indah Setyaningrum, menyampaikan, keberadaan Satkamling sangat membantu polisi. Warga diajak terlibat langsung untuk menjaga lingkungannya.
“Satkamling sangat membantu sekali untuk menjaga keamanan di daerah tersebut, karena jumlah polisi terbatas. Mereka patroli itu sambil mengambil jimpitan ke rumah-rumah warga,” kata Anita.
Perempuan asal Jakarta itu menegaskan, Polri melalui Bhabinkamtibmas juga rutin melakukan pembinaan terhadap warga. Bahkan pada saat-saat tertentu, polisi akan langsung hadir untuk membantu warga.
“Kita memberikan pelatihan-pelatihan, misalnya PPPK (pertolongan pertama pada kecelakaan), bagaimana cara mengelola administrasi di Satkamling. Lalu kita juga ada QR code, jadi langsung konek, polisi akan datang (jika terjadi tindak kriminal),” tegasnya.
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto