get app
inews
Aa Read Next : Dinas Perdagangan Kota Semarang: Sidak Pangkalan LPG Minimal Sebulan Sekali

Asa Luar Biasa: Film Bercerita Penyandang Autisme Dewasa

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:59 WIB
header img
Asa Luar Biasa: Film Bercerita Penyandang Autisme Dewasa (Ist)

Sementara itu, Ketua Yayasan Yogasmara, Lani Setyadi, mengatakan, film tersebut adalah salah satu bentuk advokasi kepada penyandang autisma. Tujuan utama film ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan adanya sebuah kelompok masyarakat minoritas,  yaitu individu autistik.

“Harapan kami, kesadaran yang terbangun ini akan diikuti dengan munculnya berbagai kesempatan dan ruang bagi mereka untuk dapat berkarya, mandiri dan berkontribusi dalam kehidupan bermasyarakat,” kata Lani sekaligus produser film ini.

“Sekali lagi terima kasih atas kehadirannya, dan selamat menikmati film Asa Luar Biasa,” sambungnya ketika Gala Premiere Film Asa Luar Biasa di Kampus Unika Soegijapranata Semarang, Rabu (15/5/2024).

Ketua Perkumpulan Pemuda Pemudi Autisme (P3A) Yogasmara, Naufal Asy Syadad, menambahkan, film itu bakal membuka mata masyarakat tentang kehidupan penyandang autisma. Apalagi, film tersebut dirilis bertepatan dengan Bulan Autisma Sedunia sehingga akan semakin menarik perhatian.

“Saya seperti tidak kelihatan autis, artinya segala upaya orang tua saya untuk terapi dan intervensi semasa saya kecil hingga saat ini membuahkan hasil,” ujar Naufal.

“Tetapi dengan mengetahui bahwa autis adalah gangguan perkembangan menetap dengan hambatan yaitu kemampuan komunikasi sosial, kemudian perilaku berulang, minat terbatas. Maka hambatan ini bersama dengan kami hingga dewasa. Mungkin org baru akan merasakan keunikan saya setelah ngobrol panjang, hal ini yang saya alami,” beber dia.

Naufal juga menjelaskan, edukasi kepada masyarakat akan meningkatkan pemahaman tentang autisme. Masyarakat tidak akan mudah menghakimi tentang perilaku austistik yang masih terbawa hingga dewasa.

“From my experience, dengan saya menjelaskan bahwa autis, justru mempermudahku untuk membuat orang memahami saya bahwa saya berbeda, tidak buru-buru men-judge bahwa apa yang saya lakukan ini karena stupid, jahat, impolite, tapi itu semata-mata karena hambatan yang saya alami dalam membaca situasi sosial, menginterpretasikan kata-kata yang tersirat,” pungkasnya.

 

Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut