get app
inews
Aa Text
Read Next : Pertamina Patra Niaga Tegas Berantas SPBU Curang di Yogyakarta

Menyemai Asa di Tanah Pranten, Jejak SKK Migas dan TIS Petroleum pada Madrasah Diniyah

Jum'at, 16 Agustus 2024 | 06:36 WIB
header img
Menyemai Asa di Tanah Pranten, Jejak SKK Migas dan TIS Petroleum pada Madrasah Diniyah (Foto: Taufik Budi)

Standar Keselamatan Tinggi

TIS Petroleum E&P Blora Pte. Ltd., sebagai Operator Wilayah Kerja Blora yang merupakan bagian dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) SKK Migas, sejak Desember 2023 memasuki fase produksi gas bumi di Lapangan RBG Blok I. Sejak dimulainya produksi, kapasitas total mencapai 10 MMSCFD (Million Standard Cubic Feet per Day) atau 10 juta kaki kubik gas per hari. Dari jumlah tersebut, sekitar 1,5 juta kaki kubik gas dijual setiap hari setelah melalui proses pemurnian dari sumur produksi.

Fajar Amaniluthfie, Field Operation Superintendent TIS Petroleum, menjelaskan bahwa tahap ini merupakan hasil dari berbagai upaya yang dilakukan secara cermat dan terencana. Proses pengeboran sumur ini dilakukan pada kedalaman 2.400 feet atau sekira 800 meter, dan semua tahapan pengerjaan telah melalui inspeksi ketat sesuai standar industri migas.

“Kami telah memasuki fase produksi gas dari sumur RBG-3B yang saat ini beroperasi. Kami dapat menjual sekitar 1,5 juta kaki kubik gas per hari,” ungkap Fajar.

Menurut Fajar, sebelum memulai pengeboran, semua peralatan dan izin lingkungan harus melalui persetujuan dari SKK Migas, yang berfungsi sebagai pengawas sekaligus perwakilan pemerintah. Proses ini tak hanya sekadar formalitas, namun juga mencakup pemantauan secara menyeluruh dari aspek keselamatan hingga dampak lingkungan.

"Setiap pengeboran harus memenuhi prosedur standar operasi (SOP) yang ketat, termasuk mitigasi risiko. Keselamatan selalu menjadi prioritas utama di sektor hulu migas,” jelasnya.

Selain itu, Fajar menekankan pentingnya prosedur flaring atau pembakaran gas metana yang dilakukan selama produksi. Prosedur ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga stabilitas operasi, tetapi juga untuk melindungi lingkungan dari efek rumah kaca yang ditimbulkan oleh gas metana.

"Flaring merupakan langkah penting untuk menghindari pencemaran lingkungan. Kami menggunakan cerobong khusus untuk membakar gas, dan memastikan jarak aman dari pemukiman penduduk setidaknya satu hektare lahan yang kita bebaskan untuk melindungi masyarakat dari dampak bahaya," tegasnya.

Fajar juga menjelaskan bahwa standar keselamatan di industri migas, khususnya di TIS Petroleum, mengikuti SOP yang sangat ketat. “Bahkan sebelum peralatan digunakan, semua harus melalui inspeksi yang menyeluruh. Setiap alat yang dioperasikan, baik besar maupun kecil, memiliki SOP tersendiri. Hal ini untuk memastikan semua proses berjalan aman dan terkendali,” kata Fajar.

Dengan dukungan SKK Migas, TIS Petroleum berkomitmen untuk menjalankan operasi produksi yang aman, efisien, dan bertanggung jawab. Ke depan, TIS berharap dapat terus mempertahankan standar tinggi ini dalam semua kegiatan eksplorasi dan produksi untuk mendukung pasokan energi nasional dan kesejahteraan masyarakat sekitar.

 

Editor : Enih Nurhaeni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut