MAGELANG, iNewsJoglosemar.id – Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih tinggi dan tetap menjadi ancaman serius bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Berdasarkan data yang dirilis oleh magma.esdm.go.id, meskipun cuaca cerah dan visual gunung terlihat stabil, Gunung Merapi tetap berbahaya dengan guguran lava dan potensi awanpanas.
Pengamatan kegempaan yang dilakukan menunjukkan adanya 14 kali gempa guguran dengan amplitudo 2 hingga 11 mm dan durasi gempa mencapai 110 detik. Ini menandakan bahwa suplai magma terus berlangsung di dalam tubuh gunung. Hal ini berpotensi memicu awanpanas guguran yang sangat berbahaya, terutama di wilayah-wilayah tertentu.
Kawasan yang paling rawan terkena dampak adalah sektor selatan-barat daya, mencakup aliran Sungai Boyong, Bedog, Krasak, dan Bebeng, dengan jarak bahaya maksimal 7 kilometer. Selain itu, sektor tenggara, yang meliputi aliran Sungai Woro dan Gendol, juga harus diwaspadai dengan radius bahaya mencapai 3 hingga 5 kilometer dari puncak.
Dilansir dari magma.esdm.go.id, pada periode pengamatan, teramati 8 kali guguran lava yang mengarah ke Kali Bebeng. Jarak luncur maksimum mencapai 1.500 meter, dan ini menunjukkan bahwa gunung tetap aktif dengan potensi besar melepaskan material vulkanik ke wilayah-wilayah tersebut.
Selain guguran lava, masyarakat juga diminta untuk waspada terhadap bahaya lahar dan abu vulkanik. Ketika hujan turun, material vulkanik yang berada di lereng gunung dapat terbawa air dan menjadi lahar yang menghantam pemukiman di sepanjang aliran sungai.
Kondisi cuaca di sekitar gunung yang cerah memang memungkinkan pengamatan visual yang baik, namun potensi bahaya tetap tidak boleh diabaikan. Gangguan abu vulkanik juga menjadi ancaman bagi kesehatan pernapasan dan aktivitas sehari-hari masyarakat, terutama yang tinggal di kawasan berjarak dekat dari gunung.
Pihak berwenang terus melakukan pemantauan intensif dan siap meninjau kembali status Level III (Siaga) jika terjadi perubahan signifikan dalam aktivitas gunung. Masyarakat diimbau untuk terus mengikuti arahan dari otoritas terkait dan menghindari kawasan-kawasan yang berpotensi terkena dampak langsung dari aktivitas vulkanik Gunung Merapi.
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto