Harm Reduction
Dengan pendekatan harm reduction seperti penggunaan nicotine patch, perokok masih bisa mendapatkan asupan nikotin, yang merupakan zat adiktif utama, namun dalam jumlah yang jauh lebih kecil dibandingkan rokok konvensional. Selain rokok elektrik dan rokok yang dipanaskan, produk lain yang sering digunakan dalam strategi harm reduction di beberapa negara adalah nicotine patch, yakni plester nikotin yang dapat digunakan sebagai alternatif pengganti rokok.
Nicotine patch bekerja dengan melepaskan nikotin secara perlahan ke dalam aliran darah tanpa melalui proses pembakaran, sehingga mengurangi paparan racun yang dihasilkan dari asap rokok. Selain itu, nicotine patch tidak menghasilkan tar—zat berbahaya yang menyebabkan kanker—karena tidak melibatkan proses pembakaran.
"Ketika asupan nikotin yang diterima perokok bisa dikurangi, risiko kesehatan yang ditimbulkan juga akan menurun signifikan," ungkap dia.
Pendekatan harm reduction ini telah diterapkan di berbagai negara seperti Jepang, di mana kebijakan ini berhasil menurunkan tingkat konsumsi rokok dan mengurangi beban biaya kesehatan. Dengan pengurangan nikotin secara bertahap, diharapkan kebiasaan merokok bisa berkurang, seiring dengan berkurangnya dampak kesehatan yang membebani masyarakat dan negara.
Namun, Lazuardi menegaskan bahwa saat ini harm reduction seperti nicotine patch belum tersedia secara luas di Indonesia. Regulasinya juga belum terbentuk, sehingga masih menunggu pemerintah untuk membuat aturan pelakasanannya.
"Di beberapa negara, nicotine patch telah menjadi salah satu solusi efektif untuk membantu perokok berhenti atau mengurangi kebiasaan merokok, terutama bagi mereka yang kesulitan menghentikan konsumsi nikotin secara langsung," ungkapnya.
"Namun, di Indonesia, produk ini belum ada, dan regulasi yang mendukung penggunaannya juga masih minim. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi pengendalian tembakau di tanah air."
Menurut Lazuardi, regulasi yang mendukung penggunaan produk-produk pengurangan bahaya seperti nicotine patch perlu segera disusun agar perokok memiliki pilihan yang lebih aman untuk mengurangi konsumsi tembakau.
"Ke depan, kami berharap regulasi di Indonesia juga memperhatikan produk-produk semacam ini sebagai bagian dari strategi pengurangan risiko, yang dapat membantu perokok untuk beralih dari produk yang lebih berbahaya," jelasnya.
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto