DPRD Jateng Dorong Pelestarian Budaya di Sekolah, Nyadran hingga Sambatan Perlu Diajarkan

SEMARANG, iNEWSJOGLOSEMAR.ID – Pendidikan tidak hanya bertujuan untuk memberikan ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk kepribadian dan karakter generasi muda melalui nilai-nilai budaya. Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Sarif Abdillah, menekankan pentingnya pengintegrasian nilai-nilai sosial dan budaya dalam sistem pendidikan guna menciptakan individu yang cerdas secara intelektual serta memiliki kepedulian sosial yang tinggi.
“Ini merupakan upaya untuk menciptakan individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga peduli, berempati, dan mampu berfungsi dalam masyarakat yang beragam,” ujarnya, Senin (24/2/2025).
Menurut Sarif, nilai-nilai sejarah dari para pejuang bangsa dan raja-raja Nusantara perlu terus diajarkan kepada peserta didik. Pendidikan sejarah ini diharapkan dapat membentuk karakter kebangsaan, jiwa gotong-royong, kepemimpinan, serta kepedulian sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, ia mengingatkan bahwa pendidikan karakter berbasis budaya bukan hanya tanggung jawab sekolah semata. Masyarakat juga memiliki peran dalam menjaga dan meneruskan nilai-nilai budaya kepada generasi penerus.
“Di masyarakat bisa dilakukan dengan menjaga tradisi-tradisi yang ada. Misalnya saja sopo tonggo, harus terus dikuatkan lagi. Sehingga apa yang diterima di sekolah juga benar-benar diterapkan di masyarakat,” kata politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Editor : Enih Nurhaeni