Rute Pendek Jadi Andalan Pemudik KAI Daop 4 Selama Lebaran 2025

Stasiun pemberangkatan terpadat dalam wilayah Daop 4 adalah Stasiun Semarang Tawang Bank Jateng dengan 146.393 penumpang, disusul Semarang Poncol (134.641), Tegal (73.048), dan Pekalongan (56.861).
Adapun kedatangan terbanyak juga terjadi di Semarang Tawang Bank Jateng (155.058 penumpang), serta Semarang Poncol (125.745), menandakan bahwa kota Semarang menjadi simpul utama aktivitas mudik dan balik melalui jalur pendek.
Selama masa Angkutan Lebaran ini, tercatat ada 2.380 perjalanan KA yang melintasi wilayah Daop 4, atau 108 perjalanan per hari, dengan 760 perjalanan di antaranya berasal dari dalam wilayah Daop 4 sendiri.
Dari segi ketepatan waktu, performa perjalanan juga sangat baik. “On Time Performance (OTP) keberangkatan mencapai 99,34%, dan OTP kedatangan mencapai 96,40%,” tambah Franoto.
KAI Daop 4 menyediakan 535.282 tiket untuk masa Lebaran tahun ini, dan tingkat penjualannya mencapai 100 persen, dengan proyeksi masih akan meningkat hingga akhir malam ini.
“Jika dibandingkan dengan masa Angkutan Lebaran 2024, terjadi kenaikan sebesar 4 persen, di mana pada tahun lalu tercatat melayani 1.046.435 penumpang,” ungkap Franoto.
Ia menyampaikan terima kasih kepada masyarakat yang telah memilih kereta api sebagai moda transportasi utama selama musim mudik dan balik Lebaran 2025.
“Kami menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh pelanggan setia yang telah memilih moda transportasi kereta api sebagai sarana perjalanan selama masa angkutan Lebaran ini. Kepercayaan masyarakat adalah motivasi kami untuk terus berbenah dan memberikan layanan terbaik,” ujarnya.
Ke depan, KAI Daop 4 berkomitmen terus melakukan perbaikan layanan, termasuk pada relasi-relasi pendek yang terbukti sangat diminati. “Setelah angkutan Lebaran ini, kami akan terus meningkatkan fasilitas baik di stasiun maupun di atas kereta, agar layanan KAI semakin prima dan menjadi pilihan utama masyarakat, tak hanya saat Lebaran, tapi juga untuk liburan dan perjalanan lainnya,” tutupnya.
Editor : Enih Nurhaeni