Saatnya Santri Jadi Konten Kreator Dakwah, Taj Yasin: Kehidupan Pesantren Itu Kaya

Ketua Baznas Jateng, Ahmad Darodji, menyampaikan bahwa dalam pelatihan ini para peserta akan dibekali berbagai materi teknis. Mulai dari teknik kameraman, penyutradaraan, hingga pengolahan musik latar.
"Tujuan besarnya adalah membangun SDM dari kalangan pesantren agar punya kompetensi yang tidak kalah dengan komunitas kreatif lainnya," jelasnya.
Antusiasme para santri terhadap pelatihan ini pun sangat tinggi. Ketua PWNU Jawa Tengah, Abdul Ghaffar Rozin, menyebut bahwa kuota 100 peserta langsung habis hanya dalam waktu satu malam.
"Ini bukti bahwa santri siap berkembang. Mereka butuh ruang dan dukungan. Pelatihan ini salah satunya," katanya.
Abdul Ghaffar juga menegaskan bahwa dunia digital jangan hanya diisi oleh narasi yang kosong atau negatif. Santri harus berani masuk dan menghadirkan cerita yang bermakna.
“Selama ini santri hanya menjadi konsumen digital. Sudah saatnya mereka mengisi ruang-ruang kosong itu dengan fragmen kehidupan pesantren yang sejuk, lucu, penuh makna,” tambahnya.
Salah satu peserta dari Pondok Pesantren Girikusumo Mranggen, Demak, Fawzi, mengaku senang bisa mengikuti pelatihan. Ia melihat ini sebagai peluang untuk mengasah kemampuan dan memperkenalkan pesantrennya ke publik.
“Pelatihan ini bikin saya semangat. Saya jadi tahu bagaimana cara membuat video yang bagus dan bermakna. Harapannya bisa ikut sampai ke tahap lanjutan dan bikin konten yang bisa bersaing di luar sana,” ujarnya.
Editor : Enih Nurhaeni