KOPASSUS (Komando Pasukan Khusus) TNI Angkatan Darat memiliki kemampuan di atas rata-rata. Tak heran, korps baret merah itu mencetak prajurit handal dalam bertempur.
Sepanjang Kopassus terbentuk, ada sederet jenderal baret merah dengan pengalaman menjalankan misi berbahaya baik di dalam negeri, maupun luar negeri. Salah satunya Letjen (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin.
Dilansir beragam sumber, Selasa (31/5/2022) saat itu, Sjafrie ditugaskan sebagai Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
BACA JUGA:
Ridwan Kamil Turun Langsung dalam Pencarian Eril di Swiss
Sebagai anggota Paspampres, dia ditugaskan mengawal Presiden Soeharto untuk menghadiri sidang yang digelar Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat. Presiden Soeharto menginap di kamar presidential suite Hotel Waldorf Towers lantai 41.
Saat itu, Soeharto menjabat sebagai Ketua Organisasi Kerjasama Islam (OKI), di mana kebijakannya sangat berpengaruh bagi anggotanya yang mayoritas negara-negara Timur Tengah (Timteng). Atas dasar itulah Perdana Menteri (PM) Israel Yitzak Rabin kala itu ingin menemui Presiden Soeharto di hotel tempatnya menginap.
BACA JUGA:
Sempat Usulkan Raffi Ahmad Capres 2024, PKS Sebut Hanya Guyonan!
Yitzak Rabin bersama empat pengawalnya dari Mossad, yang merupakan pasukan khusus Israel kemudian datang untuk menyampaikan kemauannya bertemu Presiden Soeharto. Namun, cara mereka bertindak tidak mematuhi protokol keamanan serta terkesan arogan sehingga Yitzak Rabin beserta empat pengawalnya dicegat oleh Paspampres sebelum masuk lift.
Apalagi ketika itu Presiden Soeharto sedang menerima kunjungan Presiden Sri Lanka. Salah satu personel Paspampres yang ikut mencegat adalah Letnan Jenderal TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin. Setelah menyampaikan maksud dan tujuannya, PM Yitzak Rabin beserta para personel Mossad itu pun dikawal Sjafrie menemui Presiden Soeharto. Namun, saat hendak memasuki lift, terjadi insiden menegangkan.
BACA JUGA:
Ramalan Dukun Hilangnya Eril Anak Ridwan Kamil Dinilai Bikin Gaduh
Saat itu, para pengawal Yitzak Rabin yang menaruh curiga menolak dan tidak mau satu lift dengan Sjafrie beserta dua personel Paspampres lainnya. Padahal, Sjafrie dan personel Paspampres lainnya sudah terdaftar dalam protokol Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) PBB. Itu artinya mereka memang personel resmi pengamanan Presiden Soeharto.
Sjafrie kemudian terlibat adu mulut dengan kepala pengawal Perdana Menteri Israel yang notabene jebolan Mossad itu, karena dianggap melanggar protokol keamanan Paspampres. Dengan gerakan sangat cepat, pengawal Yitzak Rabin yang merupakan pasukan elite Israel tersebut, tiba-tiba sudah mengeluarkan senapan otomatis Uzi dari balik jasnya hendak menempelkan moncong senapan ke perut Sjafrie. Tidak hanya itu, dia juga mencengkeram leher Sjafrie dengan keras.
BACA JUGA:
Cari Kampus S2, Putra Ridwan Kamil Hilang saat Berenang di Swiss
BACA JUGA:
Karyawati Cantik Tewas Telanjang di Kamar Kos Elite
Namun, Sjafrie tak kalah gesit dan sudah menempelkan terlebih dahulu pistol Baretanya ke perut pengawal itu. Kejadian menegangkan itu bahkan membuat Perdana Menteri Yitzak Rabin cemas lantaran dua personel Paspampres lainnya juga sudah siap dengan senjatanya masing-masing. Kala itu, kedua belah pihak saling menodongkan senjata.
"Sorry I understand it," kata itu kemudian terlontar dari mulut pengawal Rabin mengakui kesalahannya.
BACA JUGA:
Begini Perawatan Motor Usai Terendam Banjir Rob 1,5 Meter di Semarang
Ketegangan kemudian mereda setelah pengawal Yitzak Rabin menurunkan senjatanya. Adu tembak antara Paspampres Soeharto dengan pengawal Perdana Menteri Israel urung terjadi. PM Yitzak Rabin dan pengawalnya akhirnya mau menaati protokol kemanan Paspampres. Bahkan, Yitzak Rabin harus rela menunggu selama 15 menit untuk bisa bertemu Presiden Soeharto.
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto