Dia menerangkan, menjalani pekerjaan haram itu karena terdesak kebutuhan ekonomi. Hingga dia bersama suami sepakat melakukan tindak curanmor dan berbagi peran ketika eksekusi di lokasi kejadian.
“Saya tugasnya sebagai penjaga, ya ngawasi kalau saat beraksi itu biar tidak diketahui orang lain. Dan yang ngambil itu semuanya oleh suami, saya hanya jaga-jaga saja,” ungkap dia.
Lima kali beraksi, semua berjalan lancar tak ada yang tepergok warga. Sepeda motor curian bisa laku di pasaran dengan harga yang cukup untuk membuat asap dapur mengepul. Hingga suatu hari polisi datang untuk menjemput keduanya.
“Saya sedang hamil 6 bulan. Ya sehari-hari kini di dalam (penjara). Sudah kurang lebih tiga pekan. Sudah bilang ke polisi juga kalau sekarang saya kondisinya lagi hamil, tapi ya tetep (dipenjara),” lugasnya.
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto
Artikel Terkait