Bukan perkara mudah, karena bisnis kuliner merupakan hal baru bagi Sugeng dan Suryani. Sugeng awalnya merupakan pekerja proyek bangunan di Jakarta. Sementara istrinya yang berada di Semarang melakoni profesi ibu rumah tangga sembari merawat dua buah hati mereka.
Namun semenjak pandemi Covid-19 datang, Sugeng harus kembali ke Semarang. Sebab, pekerjaan proyek bangunan di Jakarta yang ditekuni sejak lama mulai meredup. Keberuntungan juga belum memihaknya ketika sampai di daerah yang menjadi Ibu Kota Jawa Tengah.
Keahliannya sebagai tukang bangunan tak banyak digunakan warga. Kasus positif aktif Covid-19 melonjak tinggi, hingga warga mesti di rumah dan menghindari kerumunan. Praktis, jasa konstruksi bangunan yang ditawarkan Sugeng juga tak dilirik.
“Untuk menyambung hidup bagi anak dan istri awalnya saya jadi ojek online. Di situ saya juga mendapat permintaan layanan makanan online. Saya mulai belajar. Masa saya harus menjadi pembeli terus, saya juga harus berdagang,” tandas Sugeng.
“Setiap saya mendapat pesanan makanan, saya bertanya-tanya ke pemilik rumah makan, bagaimana kok masih bisa bertahan usahanya. Padahal kan banyak penjual makanan yang tutup karena Covid-19,” lanjut dia.
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto
Artikel Terkait