"Semakin masif pendidikan politik ke masyarakat diharapkan muncul kekebalan saat mendapat informasi negatif kaitannya politik identitas dan sejenisnya. Di samping juga tumbuh penolakan politik uang, dan bersedia berinisiatif melapor ke Bawaslu apabila melihat potensi pelanggaran, baik yang dilakukan peserta pemilu, tim kampanye maupun pihak-pihak lain,” pungkas dia.
Sebelumnya, Bawaslu Demak juga menggandeng kelompok milenial, seperti pelajar, mahasiswa, dan santri, untuk melakukan pengawasan partisipatif. Kini gilira kalangan akademisi mulai mahasiswa dan dosen tiga perguruan tinggi di Kota Wali.
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto
Artikel Terkait