SEMARANG, iNewsJoglosemar.id – Senyumnya terus merekah ketika mendapat ucapan selamat dari orang-orang yang menjabat erat tangannya. Pakaian jubah hitam dan toga di kepala, terasa sempurna lengkap dengan samir kuning bertulis cumlaude yang melingkar lehernya.
Dialah Septi Wulandari yang sehari-hari bertugas sebagai jurnalis MNC. Baginya, dua tahun terakhir menjadi waktu yang sangat padat. Dia tak hanya menyiapkan berita-berita untuk tayangan di layar televisi, tetapi juga berkutat dengan diktat perkuliahan.
Melanjutkan studi S2 Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, dirasa sebagai pilihan terbaik. Gelar sarjana untuk jurusan sama telah diperoleh bertahun-tahun lalu, dianggapnya bukan lagi titel akademik yang bisa bersaing pada masa sekarang.
“Makanya saya melanjutkan S2, linier Ilmu Komunikasi. Dan alhamdulillah saat ini bisa wisuda setelah berbagai drama kuliah, tugas-tugas, hingga sidang. Semuanya bisa selesai, karena juga harus kerja sambil ngurusi anak dan suami,” kata Septi sembari terkekeh, Selasa (14/11/2023).
Ibu dua anak itu mengambil tesis berjudul “Wacana Cyberbullying Seksualitas dalam Media Sosial” untuk mendapatkan gelar Magister Ilmu Komunikasi. Sebuah penelitian yang berdasarkan penuturannya membutuhkan kejelian membaca banyak data dan mesti melek digital.
“Era sekarang kan tidak bisa lepas dari dunia digital, media sosial utamanya. Macamnya ada banyak, penggunanya juga terdiri banyak kalangan, mulai ibu rumah tangga, pejabat, artis, bahkan anak-anak juga pengguna tetap medsos,” lugasnya.
"Di situ yang menarik media sosial memberi ruang bagi siapa pun termasuk kelompok minoritas (gender nonbiner) untuk bersuara. Namun di sisi lain wacana yang ada di media sosial itu juga didominasi kelompok-kelompok mayoritas. Kelompok rentan (nonbiner) mendapatkan bullying terkait seksualitas mereka dalam berbagai bentuk,” tutur dia khas bergaya jurnalis.
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto
Artikel Terkait