Disabilitas Wanita Tangguh, Pengawas Mandiri Pemilu yang Peduli Pendidikan Politik

Taufik Budi
Disabilitas Wanita Tangguh, Pengawas Mandiri Pemilu yang Peduli Pendidikan Politik (Foto: Taufik Budi)

Tulang Punggung

Hingga tiba hari yang ditunggu seluruh masyarakat Indonesia untuk memilih pemimpin bangsa, Rabu (14/2/2024). Hujan mengguyur cukup deras sejak pagi. Meski demikian, Yayuk telah mempersiapkan diri untuk mencoblos ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) 12 Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang. Undangan dan KTP telah siap di tas, sebagai persyaratan menggunakan hak pilih.

Sebagai tulang punggung keluarga setelah kehilangan ayahnya beberapa bulan lalu, Yayuk harus mempersiapkan keperluan ibunya yang sering sakit-sakitan. Minuman air hangat dan makanan telah terhidang di meja samping tempat tidur ibunya. Setelah berpamitan, dia segera berangkat untuk menjalankan kewajiban sebagai warga negara yang aktif dalam proses demokrasi.

Dengan menggunakan sepeda motor roda tiga sebagai alat transportasi kesayangannya, Yayuk menuju TPS. Kaus hitam bertuliskan “Wanita Tangguh” di punggung membalut badannya. Meski jarak rumah ke TPS sekira 500 meter, namun dengan keterbatasannya, dia akan kesulitan jika hanya mengandalkan tongkat kruk untuk berjalan.

“TPS di sini lokasinya relatif datar karena berada di gang jalan. Cukup mudah untuk kita masuk maupun keluar, karena aksesnya dipisah. Termasuk yang pakai kursi roda atau tongkat kruk seperti saya ini, bisa melintas dengan mudah,” jelasnya.

Sembari mengantre dipanggil untuk mencoblos, Yayuk mengamati kondisi TPS dengan segala kelengkapannya. Satu persatu warga menggunakan hak pilih dan mengakhirinya dengan mencelupkan jari ke tinta.

“Pada Pemilu 2019 saya pernah berteriak lantang. Waktu itu ketika saya mau mencoblos, di list sebagai warga normal biasa tidak tertulis sebagai disabilitas. Selain itu, akses jalan keluar masuk jadi satu itu akan merepotkan terutama bagi disabilitas yang pakai kursi roda atau tongkat,” beber dia.

“Selain itu, tempat duduk untuk menunggu lokasinya berdekatan dengan bilik suara. Jadi kalau ada orang yang mencoblos akan terlihat. Akibat saya komplain itu, pencoblosan dihentikan sekira 30 menit, untuk mengubah layout. Karena kalau tidak diubah ya saya laporkan ke Bawaslu,” terangnya berapi-api.

Yayuk berkomunikasi dengan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) tentang jumlah pemilih yang telah menggunakan hak suaranya dari 284 warga masuk Daftar Pemilih Tetap (DPT). Dua petugas Linmas juga terlihat cekatan membantu ketika melihat warga lansia yang kesulitan berjalan menuju bilik suara.

“Kalau hari ini tadi, semua aman. Hanya kain terpal penutup atas yang airnya sempat tumpah. Kan hujan deras pagi tadi, untung tidak mengguyur warga yang menunggu,” imbuhnya seraya tertawa.

Editor : Enih Nurhaeni

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network