Muaranya, sambung dia, publik maupun privat perlu melakukan pembangunan berkelanjutan regeneratif. Yakni, pembangunan yang memberikan manfaat kepada banyak orang sekaligus menyembuhkan luka bumi mengingat sudah rusak dan rapuh.
"Ketika mengatasi banjir, maka, infrastruktur boleh, tapi lebih baik memikirkan bagaimana misalnya dengan mangrove. Mangrove punya kemanfaatan menangkal gelombang, menjadi tempat biota air, memberikan pekerjaan dan penghasilan bagi masyarakat," terangnya.
Dia melanjutkan, perusahaan juga perlu mengendalikan dampak lingkungan dalam menjalankan bisnisnya. Di sisi lain, menumbuhkan lapangan pekerjaan dan penghasilan bagi masyarakat.
Prof Bulan Prabawani menambahkan, bisnis dan lingkungan berkaitan erat. Bisnis memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan pemenuhan konsumsi. Namun, di sisi lain, ada banyak negatif yang ditimbulkan. Maka, bisnis berkelanjutan menjadi sebuah transformasi bisnis.
"Yang tadinya konvensional berorientasi profit maka sekarang harus memperhatikan harmony with nature," ucapnya.
Adapun acara bedah buku diselenggarakan di Ruang PKM Kampus Fisip Undip pada 26 April 2024 yang dihadiri oleh para relasi dari Dewan Pertimbangan Proper (Program Peringkat Penilaian Kinerja Perusahaan) Kementerian Lingkungan Hidup, serta perwakilan dari berbagai instansi.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait