MAGELANG, iNewsJoglosemar.id - Aktivitas Gunung Merapi yang berada pada Level III (Siaga) semakin menunjukkan peningkatan yang signifikan. Berdasarkan laporan dari magma.esdm.go.id pada Rabu, 14 Agustus 2024, potensi bahaya semakin nyata terutama dari guguran lava dan awanpanas. Masyarakat di sekitar wilayah Merapi diminta untuk meningkatkan kewaspadaan mereka terhadap ancaman ini, terutama pada sektor-sektor yang rentan terdampak.
Data pemantauan menunjukkan bahwa suplai magma masih terus berlangsung, yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran. Guguran lava yang telah teramati sebanyak 18 kali ini merupakan indikasi jelas bahwa Merapi masih dalam fase aktif. Aktivitas ini memiliki potensi besar untuk memicu awanpanas yang dapat mengancam keselamatan masyarakat di sekitar gunung.
Potensi bahaya utama saat ini adalah guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong, Bedog, Krasak, dan Bebeng. Guguran lava dapat mencapai jarak maksimal 7 km dari puncak. Sementara itu, pada sektor tenggara, potensi bahaya juga mencakup Sungai Woro dan Gendol, dengan jarak maksimum 5 km dari puncak.
Selain guguran lava, lontaran material vulkanik juga menjadi ancaman yang perlu diwaspadai. Jika terjadi letusan eksplosif, material ini dapat terlempar hingga radius 3 km dari puncak. Masyarakat di sekitar Merapi diminta untuk tidak melakukan kegiatan apapun di dalam radius ini, karena potensi bahaya yang sangat tinggi.
Masyarakat juga diminta untuk mengantisipasi bahaya lahar dan awanpanas guguran, terutama saat hujan deras terjadi di sekitar Gunung Merapi. Hujan dapat memicu terjadinya lahar yang bergerak cepat dan membawa material vulkanik dari lereng gunung, yang bisa menyebabkan kerusakan di sepanjang aliran sungai yang berasal dari Merapi.
Selain itu, gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Merapi juga perlu diantisipasi oleh masyarakat. Abu vulkanik dapat menyebar ke area yang cukup luas tergantung pada arah angin dan intensitas erupsi. Abu ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama kesehatan pernapasan, serta merusak tanaman dan infrastruktur.
Pihak berwenang menegaskan bahwa jika terjadi perubahan signifikan dalam aktivitas Gunung Merapi, maka status aktivitasnya akan segera ditinjau kembali. Masyarakat diimbau untuk terus mengikuti perkembangan informasi dari sumber resmi dan siap siaga menghadapi segala kemungkinan yang bisa terjadi.
Editor : M Taufik Budi Nurcahyanto
Artikel Terkait