SEMARANG, iNEWSJOGLOSEMAR.ID - Desa Lerep, yang terletak di kawasan kaki Gunung Ungaran, Kabupaten Semarang, menghadapi tantangan dalam pengelolaan lahan pertanian karena kondisi geografisnya yang berupa lahan miring dan keterbatasan sumber air. Namun, program penanaman tanaman pangan pengganti beras yang digagas PDIP menjadi solusi yang relevan untuk mengoptimalkan potensi lahan di wilayah ini.
Tanaman Alternatif untuk Lahan Miring
Kepala Desa Lerep, Sumaryadi, mengungkapkan bahwa tanaman seperti umbi-umbian, jagung, dan pisang menjadi pilihan utama untuk dikembangkan di lahan Desa Lerep.
"Kondisi lahan miring dan minim air di desa kami sangat cocok untuk tanaman yang tahan kekeringan seperti ketela, pisang, dan jagung. Tanaman-tanaman ini dapat ditanam di sela-sela pohon durian yang masih dalam masa pertumbuhan," jelas Sumaryadi, Jumat (17/1/2025).
Desa Lerep memiliki sekitar 40 hektare lahan miring yang potensial untuk ditanami tanaman pangan pengganti beras. Program ini juga mendukung diversifikasi pangan, yang penting untuk meningkatkan ketahanan pangan masyarakat di tengah keterbatasan air.
Pemanfaatan Sela Tanaman Durian
Selama menunggu tanaman durian tumbuh besar, lahan sela dimanfaatkan untuk menanam tanaman lain yang tidak memerlukan irigasi intensif. Pisang, ketela pohon, dan jagung menjadi pilihan ideal karena mampu bertahan di lahan kering. Hasil panen dari tanaman ini nantinya akan dimanfaatkan untuk konsumsi lokal dan diolah menjadi berbagai produk makanan.
Dukung Ketahanan Pangan Nasional
Program penanaman tanaman pangan pengganti beras yang dilaksanakan DPC PDIP Kabupaten Semarang juga sejalan dengan arahan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Dengan kondisi geografis Desa Lerep yang berada di kawasan Gunung Ungaran, tanaman-tanaman alternatif ini menjadi solusi berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat masyarakat tanpa bergantung pada beras.
“Kami sangat mendukung program ini karena cocok dengan kondisi lahan di Desa Lerep. Tanaman seperti jagung, pisang, dan ketela akan menjadi andalan kami dalam mendukung ketahanan pangan,” tutur Sumaryadi.
Melalui program ini, hasil panen dari tanaman alternatif ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menggantikan ketergantungan terhadap beras. Pisang dapat diolah menjadi keripik pisang, hingga lapis pisang krispi. Sementara itu, ketela dapat digunakan untuk membuat tepung mokaf dan berbagai olahan pangan sehat lainnya.
"Kami berharap adanya tanaman pengganti beras ini bisa mendukung ketahanan pangan nasional dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat," ungkap Ketua DPC PDIP Kabupaten Semarang, Ngesti Nugraha, sekaligus Bupati Semarang.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait