Promosi Produk Lokal
Dalam upaya mendukung pengusaha salon, Tiara Kusuma terus mempromosikan pentingnya menggunakan produk kecantikan lokal. Penggunaan produk lokal tidak hanya membantu industri salon, tetapi juga mendorong pertumbuhan UMKM yang memproduksi produk-produk tersebut.
"Salon kecantikan bisa menjadi etalase bagi produk lokal kita. Kami ingin masyarakat tidak perlu jauh-jauh mencari layanan kecantikan atau produk, karena di sini sudah tersedia dengan kualitas yang tak kalah bersaing," ujar Setiawati.
Pembina Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Kabupaten Semarang, Peni Ngesti Nugraha, menegaskan bahwa pengembangan salon kecantikan di Kabupaten Semarang merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah dalam mendukung sektor ekonomi kreatif.
"Kami mendorong pengusaha salon untuk menggunakan dan mempromosikan produk-produk lokal. Selain membantu meningkatkan citra salon-salon kita, ini juga mendukung misi Kabupaten Semarang dalam memajukan potensi lokal. Dengan begitu, kita bisa menjadi lebih berdikari dan menciptakan ekosistem usaha yang saling mendukung," jelas Peni.
Sinergi dan Gotong Royong
Melalui Tiara Kusuma, para pengusaha salon di Kabupaten Semarang diajak untuk bersatu, saling mendukung, dan berbagi ilmu demi kemajuan bersama.
"Kami percaya, kolaborasi adalah kunci untuk sukses. Semua organisasi, termasuk pengusaha salon, harus bergandengan tangan agar dapat menghadapi tantangan, seperti dampak pandemi yang lalu. Dengan gotong royong, kita pasti bisa bangkit lebih kuat," ujar Peni Ngesti Nugraha.
Ke depan, Tiara Kusuma berharap dapat menjangkau lebih banyak pengusaha salon di Kabupaten Semarang, memberikan pelatihan, dan memperluas jaringan. Dengan demikian, salon kecantikan tidak hanya memberikan layanan estetika tetapi juga menjadi bagian penting dalam pengembangan ekonomi kreatif daerah.
"Salon kecantikan bukan hanya tempat untuk mempercantik diri, tetapi juga sumber inspirasi dan peluang ekonomi. Mari bersama-sama kita jadikan Kabupaten Semarang sebagai pusat kecantikan yang berdikari," tuturnya.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait