Sumanto juga berharap agar konsep besar ini tidak hanya berhenti sebagai wacana, tetapi benar-benar diikuti oleh indikator capaian yang jelas. Ia menegaskan, keberhasilan pembangunan peternakan akan berdampak sistemik terhadap sektor UMKM, industri olahan, ketenagakerjaan, hingga stabilitas pangan daerah.
Forum ini juga menghasilkan berbagai rekomendasi dari peserta, seperti pentingnya penguatan kelembagaan, revitalisasi infrastruktur balai peternakan, peningkatan SDM, serta penguatan integrasi antara sektor hulu dan hilir. Tak kalah penting, digitalisasi layanan publik bidang peternakan juga disebut sebagai bagian dari transformasi yang harus dilakukan.
Teja Ungu disusun dalam kerangka kebijakan pembangunan berbasis kawasan, di mana potensi dan keunggulan wilayah dapat dioptimalkan untuk mendukung produksi dan distribusi ternak yang efisien dan berkelanjutan. Hariyanta menambahkan bahwa dukungan semua pihak adalah kunci utama keberhasilan.
“Penting bagi kami untuk memastikan bahwa setiap strategi dan program yang dirumuskan memiliki outcome dan impact nyata,” tegasnya. Ia menyebut Teja Ungu bukan sekadar slogan, tetapi komitmen sistematis menuju kemandirian dan daya saing peternakan Jateng.
Kegiatan ditutup dengan penandatanganan komitmen bersama lintas pemangku kepentingan, menandai sinergi dalam pelaksanaan RENSTRA dan RENJA yang berpihak pada rakyat. Forum ini akan menjadi agenda rutin dalam siklus perencanaan pembangunan subsektor peternakan dan kesehatan hewan.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait