SEMARANG, iNEWSJOGLOSEMAR.ID — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan menetapkan Teja Ungu sebagai arah kebijakan strategis dalam Rancangan Awal RENSTRA 2025–2029 dan RENJA 2026. Teja Ungu adalah singkatan dari Transformasi Peternakan dan Kesehatan Hewan Menuju Jateng Unggul, yang dikukuhkan sebagai komitmen kuat daerah ini untuk tampil sebagai Lumbung Ternak Nasional.
Plt. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, Ir. Ign. Hariyanta Nugraha, M.Si menegaskan bahwa strategi Teja Ungu merupakan respon atas tantangan pembangunan subsektor peternakan dan kesehatan hewan yang semakin kompleks.
“Teja Ungu dirumuskan untuk menjawab tantangan pembangunan, dengan visi Jawa Tengah menjadi Provinsi Lumbung Ternak Nasional,” ujarnya dalam Forum Rancangan Awal RENSTRA dan RENJA, Kamis (17/4/2024).
Hariyanta menjelaskan bahwa forum ini menjadi tahapan krusial dalam proses penyusunan dokumen strategis pembangunan lima tahun ke depan. “Rancangan awal ini sangat penting karena akan menjadi pedoman bagi pelaksanaan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi Jawa Tengah selama 5 tahun ke depan,” tegasnya.
Dalam paparannya, Hariyanta menyoroti pentingnya perencanaan berbasis bukti, data, serta masukan dari para pemangku kepentingan. Kegiatan ini juga menjadi landasan awal penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Tengah 2025–2029 dan diselaraskan dengan prioritas nasional serta dinamika global.
“Perencanaan pembangunan subsektor peternakan dan kesehatan hewan ke depan harus responsif terhadap dinamika pembangunan pertanian, perubahan iklim, kemajuan teknologi, dan perubahan sosial ekonomi masyarakat,” kata Hariyanta.
Forum ini menghadirkan lintas sektor penting mulai dari OPD Provinsi, dinas kabupaten/kota, akademisi, pelaku usaha, hingga asosiasi peternak. Tujuannya adalah memperkaya proses penyusunan RENSTRA dan RENJA agar bersifat partisipatif, adaptif, dan implementatif.
Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah, H. Sumanto, SH, memberikan dukungan penuh terhadap strategi Teja Ungu. Ia menilai konsep ini sebagai langkah penting untuk memperkuat daya saing daerah dan memperluas kesejahteraan masyarakat peternak.
“DPRD Provinsi Jawa Tengah siap memberikan dukungan penuh terhadap kebijakan strategis subsektor peternakan ini, karena memiliki dampak langsung terhadap masyarakat, baik dari sisi ekonomi, kesehatan, maupun ketahanan pangan,” ujarnya.
Sumanto juga berharap agar konsep besar ini tidak hanya berhenti sebagai wacana, tetapi benar-benar diikuti oleh indikator capaian yang jelas. Ia menegaskan, keberhasilan pembangunan peternakan akan berdampak sistemik terhadap sektor UMKM, industri olahan, ketenagakerjaan, hingga stabilitas pangan daerah.
Forum ini juga menghasilkan berbagai rekomendasi dari peserta, seperti pentingnya penguatan kelembagaan, revitalisasi infrastruktur balai peternakan, peningkatan SDM, serta penguatan integrasi antara sektor hulu dan hilir. Tak kalah penting, digitalisasi layanan publik bidang peternakan juga disebut sebagai bagian dari transformasi yang harus dilakukan.
Teja Ungu disusun dalam kerangka kebijakan pembangunan berbasis kawasan, di mana potensi dan keunggulan wilayah dapat dioptimalkan untuk mendukung produksi dan distribusi ternak yang efisien dan berkelanjutan. Hariyanta menambahkan bahwa dukungan semua pihak adalah kunci utama keberhasilan.
“Penting bagi kami untuk memastikan bahwa setiap strategi dan program yang dirumuskan memiliki outcome dan impact nyata,” tegasnya. Ia menyebut Teja Ungu bukan sekadar slogan, tetapi komitmen sistematis menuju kemandirian dan daya saing peternakan Jateng.
Kegiatan ditutup dengan penandatanganan komitmen bersama lintas pemangku kepentingan, menandai sinergi dalam pelaksanaan RENSTRA dan RENJA yang berpihak pada rakyat. Forum ini akan menjadi agenda rutin dalam siklus perencanaan pembangunan subsektor peternakan dan kesehatan hewan.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait
