Di sisi pelaku usaha, Direktur CV GNL, Agus Suryono, menyatakan bahwa pihaknya juga terus melakukan pembenahan pada rantai produksi dan distribusi ekspor. "Mulai dari kebun yang teregistrasi, pemasok, 'collecting house', pencatatan hingga rumah kemas. Diharapkan salak Jawa Tengah tetap memenuhi standar yang ditetapkan Tiongkok dan dapat merambah ke negara lain," ujarnya.
Karantina Jateng menyatakan akan terus melanjutkan bimbingan teknis kepada para petani secara berkelanjutan, demi memperkuat akselerasi ekspor dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Mereka juga aktif berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memperkuat sistem karantina, mewujudkan ketahanan pangan, dan mengangkat potensi salak sebagai komoditas ekspor unggulan berdaya saing global.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait