Retno Marsudi menyampaikan bahwa perjuangan perempuan sesungguhnya adalah perjuangan untuk semua umat manusia. “Kata-kata penting, tapi hanya tindakan yang bisa mengubah keadaan,” ujarnya, mengajak semua untuk bergerak bersama.
Gina S. Noer menekankan pentingnya kehadiran kisah perempuan dalam media. Menurutnya, “Semakin banyak kisah perempuan yang ditampilkan, semakin banyak perempuan yang merasa dirinya pantas untuk bersuara.”
Bagi Najeela Shihab, ketangguhan adalah kata kunci dalam membangun cita-cita dan sistem pendidikan yang lebih berpihak. Ia mengajak perempuan untuk tidak ragu tampil, berpikir strategis, dan terus bersuara meskipun tantangan berat menghadang.
Senada, Prof. Cita Rosita berbicara tentang pentingnya terus menyalakan harapan di tengah keterbatasan. “Kita butuh generasi baru yang berani dan peduli, dan itu dimulai dari perempuan yang tetap bertahan,” tuturnya.
Tien Agustina yang mewakili para pendidik akar rumput mengatakan, kontribusi perempuan di balik layar tak kalah berarti. Ia percaya kerja keras para guru dan ibu rumah tangga adalah fondasi perubahan sosial.
Nicky Clara menyuarakan pentingnya support system bagi perempuan, terutama mereka yang hidup dengan keterbatasan. Ia mengajak agar ruang pemberdayaan dirancang secara lebih inklusif dan menyeluruh.
Sementara Azalea Ayuningtyas menyoroti pendidikan sejak dini dalam keluarga. Menurutnya, membentuk generasi laki-laki yang mendukung kesetaraan dan cinta lingkungan dimulai dari nilai yang ditanamkan di rumah.
Melalui sesi ini, “Terang dari Hati” bukan sekadar diskusi, tapi perayaan terhadap kekuatan perempuan yang menyala dari hati. ParagonCorp, lewat inisiatif ini, menegaskan kembali perannya sebagai ruang aman, suportif, dan berkelanjutan bagi perempuan untuk tumbuh dan membawa dampak nyata bagi Ibu Pertiwi.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait