Cemas Rajut Ditinggal Anak Muda, Ekkyta Tampilkan Wajah BTS dan Anime

Taufik Budi
Cemas Rajut Ditinggal Anak Muda, Ekkyta Tampilkan Wajah BTS dan Anime (Taufik Budi)

Gaet Gen Z

Strategi Indah untuk menghadirkan wajah-wajah populer ini terbukti ampuh menarik pasar Gen Z. Dalam berbagai pameran yang diikutinya bersama Rumah BUMN BRI, booth Ekkyta tak pernah sepi dikunjungi anak muda.

“Banyak yang mampir karena penasaran. Mereka bilang unik, lucu, dan beda dari yang lain. Karena handmade, jadi kelihatan lebih eksklusif. Bahkan banyak anak-anak muda dari Jepang, Korea yang mampir, lihat-lihat, katanya unik, menarik,” ujar Indah bangga.

Beberapa pengunjung bahkan datang hanya untuk berfoto dengan hasil rajutannya, terutama karakter BTS. Tak jarang pula, mereka langsung membeli dalam jumlah banyak untuk dijadikan koleksi pribadi atau hadiah.

“Yang kecil-kecil gini paling cepat habis karena harganya juga lebih murah. Kadang itu digunakan sebagai bonus kalau misalkan ada pembeli yang membeli banyak atau pada nominal tertentu,” katanya.

Untuk pembuatan taspestri anime yang kecil-kecil, Indah bisa membuat sekira 20 biji setiap hari. Sementara yang berukuran besar dengan motif yang unik, pengerjaannya bisa memakan waktu beberapa hari. Indah menekankan, keunikan tapestri ada pada presisi dan ketelitian simpul benang.

“Tapestri itu harus sabar. Kita mainkan warna, jalur benang, dan kerapiannya. Bagian belakangnya juga harus bersih, walaupun enggak dilihat orang,” jelasnya.

Dengan teknik tapestri, hasil karakter terlihat lebih hidup. Hal ini disebabkan adanya perpaduan warna-warna benang yang cantik dan presisi, sehingga membentuk gradasi yang mendekati gambar asli tokoh tersebut.

“Kalau warnanya pas dan pola rajutannya tepat, wajah karakter bisa kelihatan hidup, ekspresif. Itulah yang bikin orang tertarik,” ujar Indah.

Proses ini tidak bisa dilakukan terburu-buru. Setiap produk butuh perhitungan warna dan benang yang tepat agar hasil akhirnya menyerupai gambar aslinya.

“Kalau warnanya meleset sedikit, wajahnya bisa kelihatan aneh. Karena itu saya pelototi betul tiap simpul,” ujarnya sambil tertawa kecil.

Untuk menjaga kualitas, Indah tidak sembarangan merekrut pengrajin. Ia melatih langsung tujuh orang yang kini jadi mitra produksinya. Mereka bekerja dari rumah masing-masing dengan kontrol benang langsung dari Indah.

“Saya kasih benang dan pola. Jadi hasilnya seragam, baik dari warna maupun bentuknya,” jelasnya.

Editor : Enih Nurhaeni

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network