Kebanggaan besar menyelimuti keluarga Nesha, terutama ayahnya, Yatirun. Ia menanamkan disiplin dan mental tangguh sejak dini, termasuk mengajarkan Nesha tak malu membantu di sawah.
"Kami hanya petani sederhana, kadang Nesha kalau pulang sekolah saya suruh ambil padi hasil panen," ujarnya.
Yatirun menekankan bahwa kehidupan desa yang sederhana justru menjadi kekuatan untuk bersyukur dan terus bekerja keras.
"Kami selalu ajarkan, kehidupan sederhana ini pengingat untuk bersyukur dan bekerja lebih keras," katanya.
Bagi teman-temannya, Nesha adalah teladan. Banyak remaja desa kini terinspirasi menekuni voli berkat jejak Nesha.
"Dia bukan hanya teman yang baik, tapi juga motivasi. Nesha sering bantu orang tuanya menyabit rumput. Sekarang, jarang ada remaja seperti itu," kata Nailul Maghfiroh, sahabatnya.
Kepala SMAN 10 Purworejo, Nur Hidayat, juga turut bangga. Ia menyebutkan bahwa 40 siswa sekolahnya lolos PTN lewat jalur prestasi tahun ini, termasuk Nesha.
"Alhamdulillah ada kenaikan 100 persen dari tahun lalu. Termasuk Nesha, yang punya banyak prestasi voli," ucapnya.
Para siswa SMAN 10 diterima di kampus ternama seperti UNY, IPB, UNDIP, UPI, hingga Universitas Brawijaya. Nur Hidayat berharap mereka terus berprestasi dan membawa nama baik sekolah.
"Ini hasil kerja keras tiga tahun, didukung guru yang berdedikasi. Semoga terus berprestasi," katanya.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait