Paguyuban Setyo Manunggal dikenal aktif mengisi berbagai panggung budaya di wilayah Kabupaten dan Kota Semarang. “Kami sering adakan pertunjukan di mana-mana, baik di Kabupaten maupun Kota Semarang. Semoga ke depan bisa tampil lagi di RW 11 Pudakpayung,” ucap Nasrudin.
Antusiasme warga menjadi bukti bahwa seni pertunjukan tradisional seperti jathilan masih mendapat tempat istimewa di hati masyarakat. Banyak dari mereka yang datang sejak siang acara belum dimulai untuk mengamankan posisi menonton terbaik.
Malam harinya, acara dilanjutkan dengan pertunjukan wayang kulit semalam suntuk sebagai penutup atau acara pamungkas rangkaian Sedekah Bumi. Wayangan menghadirkan Dalang Greng Ki Exwan Susanto dari Sragen, digelar di lokasi yang sama. Diperkirakan akan kembali menarik massa besar dari warga sekitar.
Tradisi jathilan dan wayangan dalam Sedekah Bumi ini tak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga sarana mempererat silaturahmi. Selain itu, menanamkan nilai budaya pada generasi muda, dan melestarikan seni tradisi di tengah arus budaya global.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait