Selain pengamanan fisik, polisi juga membuka jalur komunikasi dengan koordinator aksi untuk menyepakati teknis pelaksanaan di lapangan. “Pendekatan dialogis menjadi kunci. Kami ingin memastikan aspirasi bisa tersampaikan, namun tetap dalam koridor hukum,” ujarnya.
Kapolresta menambahkan pihaknya telah memetakan titik-titik rawan dan menyiapkan rekayasa lalu lintas agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat. “Kami akan tempatkan personel di persimpangan dan jalur utama supaya warga yang tidak terlibat aksi tetap bisa beraktivitas normal,” jelasnya.
Jaka juga mengingatkan seluruh personel untuk menjaga etika dan tidak terpancing provokasi. “Tugas kita adalah menjaga, melindungi, dan mengayomi. Gunakan pendekatan persuasif terlebih dahulu sebelum langkah penegakan hukum,” pesannya.
Sebagai bagian dari antisipasi, Polresta Pati menyiagakan tim medis, pemadam kebakaran, dan tim pengurai massa jika terjadi penumpukan atau gesekan. “Kami siapkan semua skenario, termasuk penanganan keadaan darurat. Keselamatan adalah prioritas,” katanya.
Kapolresta juga mengajak masyarakat yang tidak berkepentingan untuk menghindari lokasi aksi. “Ini untuk mengurangi potensi kerumunan yang bisa dimanfaatkan pihak tak bertanggung jawab,” ujarnya.
Ia menegaskan pengamanan ini bukan untuk membatasi kebebasan berpendapat, melainkan menjamin aspirasi tersampaikan dengan aman. “Kami hormati hak masyarakat untuk menyampaikan pendapat, tapi harus dilakukan sesuai aturan,” tandasnya.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait