Bukan hanya itu, suara hujan yang menghantam helm dan jaket jadi kebisingan tambahan. Hal ini membuat pengendara sulit mendengar suara klakson, sirene ambulans, atau bahkan suara mesin motor sendiri yang bermasalah.
Kombinasi faktor fisik dan sensorik ini membuat otak dalam kondisi overload. Informasi visual dan suara yang tidak jelas harus diproses cepat, sementara otot menahan tegang. Tubuh pun memproduksi hormon stres seperti kortisol dan adrenalin. Jika berlangsung lama, justru menyebabkan kelelahan mental dan turunnya konsentrasi.
Mengendarai motor saat hujan deras bisa dianalogikan seperti menulis email penting di tengah konser musik, dengan tangan lelah, layar buram, dan headphone basah. Hasilnya, penuh kesalahan yang bisa berakibat fatal.
“Keselamatan bukan tentang kecepatan atau ketahanan, melainkan tentang kecerdasan dan antisipasi. Prioritaskan kesehatan dan keselamatan diri kita. Motor bisa diganti, tetapi tubuh kita tidak,” pesan Oke Desiyanto, Senior Instruktur Safety Riding Astra Motor Jateng.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait
