Sekretaris Daerah Jawa Tengah, Sumarno, menegaskan pentingnya kolaborasi antara dunia pendidikan vokasi dan pemerintah daerah dalam menghadapi tantangan ekonomi dan ketenagakerjaan di masa depan.
“Pak Gubernur dan Pak Wamen sepakat, kita kolaborasi bersama-sama menangani problem di Jawa Tengah. Kami juga sudah menandatangani kerja sama dengan perguruan tinggi di Jawa Tengah,” ujarnya.
Sumarno menyebut Jawa Tengah ditetapkan pemerintah pusat sebagai provinsi penumbuh pangan dan industri. Dua sektor yang tampak bertolak belakang ini, kata dia, justru harus dikelola secara seimbang agar menjadi kekuatan ekonomi daerah.
“Kami berharap pendidikan vokasi bisa menyiapkan tenaga kerja asal Jawa Tengah yang sesuai dengan kebutuhan industri yang akan masuk ke daerah ini,” ujarnya menambahkan.
Ketua Konsorsium Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) Jawa Tengah, Dr. Kurnianingsih, M.T., menjelaskan bahwa konsorsium ini merupakan gabungan dari enam perguruan tinggi vokasi di Jawa Tengah, antara lain Politeknik Negeri Semarang (Polines), Politeknik Negeri Cilacap (PNC), Politeknik Maritim Negeri Indonesia (Polimarin), dan Politeknik ATMI Surakarta. Selanjutnya, ada Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro (Undip), dan Sekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
“Kegiatan ini menampilkan pameran inovasi dan teknologi dari perguruan tinggi vokasi serta 10 SMK perwakilan daerah,” kata Kurniasih.
Selain pameran, festival ini juga membuka peluang kerja sama dengan industri dan membuka rekrutmen serta magang bagi peserta vokasi.
“Kerja sama ini sudah berjalan sejak 2023 dan akan terus kami lanjutkan setiap tahun agar inovasi vokasi bisa memberi manfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait
