2025, Tahun Berat bagi Citra Trans Semarang
Tambahan catatan publik menunjukkan bahwa 2025 menjadi tahun yang cukup berat bagi citra Trans Semarang. Dari ribuan layanan yang berjalan baik, banyak keberhasilan itu seakan tenggelam akibat sejumlah kasus seperti bus terbakar, kejadian kecelakaan, AC tidak dingin, armada kurang memadai, hingga penumpang yang ditinggal di halte.
Kondisi ini menjadi momentum bagi Pemkot Semarang untuk melakukan evaluasi menyeluruh. Pemerintah menyatakan komitmen memperketat pengawasan, memperbaiki sistem pengecekan teknis, hingga meningkatkan pelatihan pramudi. Evaluasi terhadap operator Koridor VIII akan dilakukan, termasuk potensi tindakan tegas bila ditemukan pelanggaran SOP.
Founder Komunitas Peduli Transportasi Kota Semarang sekaligus Ketua Yayasan Mobilitas Jawa Tengah (MobiJa), Theresia Tarigan, S.T., M.Si, menilai bahwa 2026 harus menjadi momentum naik kelas bagi Trans Semarang. Ia menekankan perlunya pengawasan ketat terhadap kinerja operator oleh lembaga independen.
“Sepanjang tahun 2025 tahun yang berat untuk citra Trans Semarang. Dari ribuan layanan yang sukses, menjadi terlupakan karena kasus terbakar, kecelakaan, AC tidak dingin, bis yang kurang, penumpang yang ditinggal di halte,” ujarnya.
Theresia mendorong agar 2026 menjadi tahun keberanian untuk lebih transparan dalam pemilihan operator dan pemantauan kinerja mereka. Menurutnya, layanan transportasi publik harus mampu menjadi andalan anak sekolah—calon pemimpin masa depan—agar mereka tidak lagi harus menggunakan sepeda motor dan menghadapi risiko di jalan.
“Tahun 2026 menjadi momentum naik kelas dari terus berbenah menjadi benahi pengawasan terhadap kinerja setiap operator oleh lembaga independen,” tegasnya.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait
