Belajar Mendayung
Pengalaman langsung menerapkan teknologi pertanian terapung juga dirasakan para mahasiswa. Di antaranya Zaki Adji Nurdiansyah, mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat. Selama lima bulan terlibat dalam program ini, Zaki menyebut aktivitas mereka berjalan intensif setiap hari.
“Untuk kegiatan sehari-harinya biasanya pemantauan padi. Setelah itu pemupukan, perawatan sama mengecek pertumbuhan padi. Selain itu karena di sini ada Mina Padi, jadi kita juga mengecek pertumbuhan ikan itu.”
Zaki juga mengakui awalnya sempat mengalami “culture shock academic” karena harus belajar sektor pertanian. Selain itu, medan rawa membuat penyesuaian berlangsung ekstra.
“Kalau dari awal memang agak kaget, karena kita kan basic-nya di bidang kesehatan. Tapi kita harus merawat padi, juga merawat ikan,” ungkapnya. “Lalu dari medannya juga enggak kayak sawah pada umumnya. Biasanya kan di lahan pertanian darat ini di tengah-tengah rawat jadi agak perlu penyesuaian.”
Latihan kemampuan teknis pun harus dilakukan dari nol. “Sebelumnya kita kan enggak bisa dayung, kita juga harus latihan dayung. Meski tidak mudah, penyesuaian berjalan cepat. “Mungkin sekitar satu sampai dua bulan,” ujarya seraya tersenyum.
Pengalaman serupa disampaikan Pandunur Setyajati, mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UNW, semester 5, yang kini berusia 20 tahun. Kesulitan terbesar menurutnya adalah medan Rawa Pening yang tidak biasa bagi pemula.
“Medannya ini sangat-sangat sulit. Apalagi ini berada di tengah rawa. Ini sangat berbeda dengan sawah-sawah yang ada di daratan. Orang tua saya juga punya sawah, tapi di daratan. Makanya ini pengalaman baru banget,” lugasnya.
Ia mencontohkan saat proses pemasangan media tanam pada lapisan styreofoam. “Waktu kita mengimplementasikan media tanam ke styreofoam itu sangat sulit, karena kita kan juga menggunakan perahu. Kita harus menyeimbangkan perahu supaya tidak oleng ke kanan atau kiri, supaya tidak jatuh,” katanya sambil tertawa.
Rawa Pening bukan tempat yang mudah. Airnya tenang, tapi menyimpan bahaya tersembunyi. Sekali waktu, angin datang dari arah Telomoyo dan mengguncang perahu. Mereka tahu benar risiko itu. Karena itu, pelampung selalu menjadi kewajiban.
“Untuk insiden belum ada sih, soalnya kan kita juga wajib memakai pelampung untuk aktivitas di rawa ini.”
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait
